OBORMOTINDOK.CO.ID. BANGKEP– Warga Bangkep di lima Kecamatan diantaranya Kecamatan Bulagi bersaudara, Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep), Sulawesi Tengah (Sulteng) mengelu 20 tahun tidak pernah merasakan air bersih.
Hingga saat ini telah 20 tahun berdiri sebagai daerah otonom, masyarakat dikedua daerah tersebut diketahui selalu menjerit tentang fasilitas air bersih.
Pada hal air merupakan kebutuhan utama manusia. Fasilitas pelayanan air bersih tentu saja sangat dibutuhkan oleh masyarakat guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari akan air.
masyakat terpaksa harus mengunakan sumber air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari adalah air slabor, air payau dan air hujan.
Selama bertahun-tahun, untuk mendapatkan air tersebut, masyarakat harus menyeberang ke Kecamatan tetangga sebelah dan melalui medan yang rusak dengan jarak yang lumayan jauh, saat mengangkut air dengan menggunakan bambu dan jerigen.
Hal itu, mendapatkan perhatian serius oleh Organisasi Kerukunan Mahasiswa Indonesia Montolutusan (Kamimo) Banggai bersama kaum muda Kecamatan Bulagi, Sabtu menggelar aksi damai menuntut pemerintah daerah dan mengajak seluruh masyarakat untuk serius dengan krisis air di wilayah Bulagi.
Dalam aksi, Korlap Nasrul Adungka, mengungkapkan mengenai krisis air berkepanjangan yang terjadi diwilayah Bulagi menuntut keseriusan pemerintah dalam menanganinya.
Selain itu, massa juga menagih janji pemerintah yang pernah diucapkan untuk menangani masalah air.
Nasrul juga mengajak seluruh masyarakat Bulagi untuk bersama-sama menyuarakan tuntutan tersebut pada Senin (04/11), di Ibukota Kabupaten Bangkep, Salakan.
“Berpuluh tahun lamanya masyarakat di Kecamatan Bulagi bersaudara tak bisa merasakan kenikmatan sehatnya hidup dengan mengkonsumsi air bersih dan terangnya desa kami dengan cahaya listrik dari PLN. Sementara kecamatan lainnya di kabupaten Bangkep sudah merasakan semua fasilitas layanan yang utama yakni layanan air bersih dan listrik,” tegas Nasrul.
Tak hanya itu, masyarakat mendesak dan meminta kepada legislatif (Ketua DPRD) dan eksekutif (Bupati) untuk hadir dalam Persidangan Rakyat (dengar pendapat legislatif/eksekutif) yang secara terbuka dilaksanakan di Desa Seasa, Kecamatan Bulagi, untuk memberikan keterangan pertanggungjawaban terkait konsistensi, komitmen, dan realisasi dari program air bersih yang selama ini hanya habis pada tataran wacana.
“Kami menuntut para wakil rakyat diparlemen untuk mengawali 100 hari kerjanya dengan menyelesaikan persoalan krisis air karena kalian terpilih atas suara rakyat. Perjuangkan tuntunan kami ini,” tandas Nasrul.
Sementara itu, Ketua umum Kamimo Banggai, Riki Pase, menambahkan para elit politik dinilai bersikap pura-pura tidak mendengar dan tidak melihat penderitaan rakyat Bulagi. Sedangkan para aktivis dan media lokal hanya bersuara di media sosial.
“Lebih dari itu, mereka hanyalah pemburu-pemburu proyek yang bila ditetesi air liur dimulutnya dengan iming-iming proyek, mereka meneguknya serasa bahwa itulah air bersih yang dijanjikan. Lalu setelah itu diam, sambil menunggu masa kampanye politik lima tahunan untuk kembali membuka mulut mereka yang bau sampah itu,” tandasnya.(dwi)