OBORMOTINDOK.CO.ID. JAKARTA– PT Pertamina Drilling Services Indonesia (Pertamina Drilling) menggelar workshop pembekalan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) periode 2025–2027 pada Jumat, 11 Juli 2025, bertempat di Kantor Pusat MCC Tower, Jakarta.
Kegiatan ini merupakan langkah strategis perusahaan dalam memperkuat pemahaman bersama, membangun hubungan industrial yang sehat, serta mendukung keberlanjutan bisnis.
Workshop tersebut menghadirkan dua narasumber utama dari lingkup hubungan industrial nasional, yakni Dhatun Kuswandari, Direktur Hubungan Kerja dan Pengupahan Kementerian Ketenagakerjaan RI, serta David Muflihano, Executive Chairman Perkumpulan Praktisi dan Profesional Hubungan Industrial Indonesia (P3HI).
Dalam pemaparannya, Dhatun Kuswandari menekankan pentingnya pemahaman yang komprehensif terhadap isu-isu strategis dan tantangan yang dihadapi dalam hubungan industrial saat ini.
Ia juga mengapresiasi inisiatif Pertamina Drilling yang menjadikan PKB sebagai sarana komunikasi konstruktif antara manajemen dan pekerja.
Sementara itu, David Muflihano menyampaikan praktik terbaik (best practices) dalam pengelolaan hubungan industrial di tengah dinamika perubahan, sekaligus mendorong seluruh peserta untuk memperkuat perannya dalam menciptakan ekosistem ketenagakerjaan yang harmonis dan berkelanjutan.
Direktur Utama Pertamina Drilling, Avep Disasmita, dalam sambutannya menegaskan pentingnya kegiatan ini sebagai titik tolak (tipping point) untuk membangun hubungan mutual antara perusahaan dan serikat pekerja.
“Forum ini menjadi wadah komunikasi yang aktif dan positif untuk memastikan keberlanjutan bisnis. Kami ingin menumbuhkan budaya kolaboratif yang selaras dalam menyikapi isu-isu strategis hubungan industrial,” ujar Avep.
Ketua Serikat Pekerja Pertamina Drilling, Rahmat Wijaya, menyatakan komitmennya sebagai mitra strategis perusahaan. Menurutnya, Serikat Pekerja PDSI siap menjadi kontributor aktif dalam mewujudkan visi dan misi perusahaan.
“Kami mengedepankan musyawarah dalam setiap proses perundingan PKB demi kepentingan bersama. Tiga perundingan sebelumnya telah berlangsung dengan lancar, berkat budaya komunikasi yang sudah terbangun,” tegas Rahmat.
Ia menambahkan bahwa pembekalan menjelang perundingan PKB merupakan tradisi baik yang terus dijaga.
“Dengan adanya workshop seperti ini, proses perundingan akan berjalan lebih terarah, efisien, dan produktif,” ujarnya.
Selain menjadi ajang penyegaran (refreshment) bagi seluruh elemen organisasi, workshop ini juga berfungsi sebagai media untuk membangun sinergi antara manajemen, pekerja, dan pemangku kepentingan. Melalui paparan para ahli, peserta mendapatkan wawasan dan perspektif baru dalam membangun relasi kerja yang adaptif dan produktif.
Pertamina Drilling juga menegaskan komitmennya dalam membangun hubungan bipartit yang harmonis dengan menjadikan Serikat Pekerja sebagai mitra strategis. Perusahaan dan Serikat Pekerja akan terus berkolaborasi melihat dinamika bisnis agar PKB yang disusun tetap relevan dengan perkembangan zaman.
Melalui pendekatan profesional, terbuka, dan partisipatif ini, Pertamina Drilling berkomitmen untuk mewujudkan hubungan kerja yang kondusif dan berkontribusi dalam mendukung ketahanan energi nasional secara berkelanjutan. **






