OBORMOTINDOK.CO.ID – Diskusi dan bedah buku Muhammad Adnan Arsal Panglima Damai Poso menghadirkan tokoh agama dan pimpinan ormas Islam terkemuka di Sulawesi Tengah bertempat di Ballroom Swiss Bell Hotel kota Palu Jumat 21 Januari 2022.
Prof. KH. Zainal Abidin, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu mengungkapkan, strategi dialog yang digunakan Kyai Haji Muhammad Adnan Arsal untuk mendamaikan Poso, sudah sesuai ajaran islam.
“Sudah sesuai yang disampaikan ulama-ulama kita dalam menyelesaikan konflik,” kata Zainal Abidin saat menjadi keynotespeaker dalam diskusi dan bedah buku Muhammad Adnan Arsal Panglima Damai Poso, yang ditulis Khoirul Anam.
Ia mengatakan, dalam buku yang ditulis tersebut, KH. Muhammad Adnan Arsal selalu mengutamakan dialog.
Menurut Zainal, memang dialog ini merupakan salah satu cara ketika kita menyelesaikan persoalan dan memecahkan perbedaan-perbedaan yang muncul.
“Semakin banyak berdialog, maka akan semakin terbuka, dibanding tertutup, kita tidak tahu apa yang diinginkan orang lain,” katanya.
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Tnegah ini mengatakan, konflik itu biasa terjadi, kalau kita saling curiga dan menuduh, dalam agama Islam disebut buruk sangka.
“Jadi hilangkan buruk sangka, sebab itu perbuatan tidak terpuji,” katanya.
Oleh karena itu, kata dia, selaku Ketua FKUB Sulawesi Tengah dan Ketua MUI Kota Palu, ia tidak pernah berpikir ada islamisasi dan tidak pernah berkata ada kristenisasi.
Ia juga mengutip, salah satu kata-kata yang disampaikan Haji Muhammad Adnan Arsal dalam buku tersebut yakni, jika agama dipelajari dan dipraktekkan dengan sungguh-sungguh, maka pertikaian itu tidak akan terjadi.
Dalam salah satu qoutesnya, menuliskan, teks ajaran islam itu baik dan benar yaitu alquran dan hadis. Tapi tidak semua orang bisa memahaminya dan mengerti dengan baik benar dan utuh ajaran alquran.
Ia melihat dan menilai KH. Muhammad Adnan Arsal yang ditahbiskan sebagai panglima damai Poso oleh sang penulis, merupakan sosok yang memiliki wawasan ilmu agama yang luas dan moderat.
“Semakin luas pengetahuan kita tentang ajaran agama, semakin bisa menghargai dan menghormati perbedaan orang lainnya, itu yang ada pada KH. Adnan Arsal,” katanya.
Turut hadir dalam diskusi dan bedah buku adalah Kapolda Sulteng diwakili Dirintelkam, Ketua PW Nahdatul Ulama Sulawesi Tengah, Ketua PW Muhammadyah Sulawesi Tengah, pemerhati masalah sosial dan tamu undangan lain. *