OBORMOTINDOK.CO.ID. Banggai– Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Banggai mengecam keras pernyataan penghinaan dan pelecehan terhadap Guru Tua, SIS Aljufri, yang dilakukan oleh Muhamad Fuad Riyadi alias Fuad.
Pernyataan tersebut dianggap mencederai kehormatan pendiri Alkhairaat serta melukai perasaan para Abnaul Khairaat dan masyarakat Sulawesi Tengah.
Ketua GP Ansor Banggai, Moh Gazali Akbar, menegaskan bahwa pihaknya tidak akan tinggal diam terhadap tindakan tersebut. Ia meminta aparat penegak hukum untuk segera menindaklanjuti kasus ini sesuai dengan peraturan yang berlaku.
“Kami, pengurus dan kader GP Ansor Banggai, mengecam keras pernyataan yang dilontarkan terhadap Guru Tua. Dalam video yang beredar, terlihat bahwa Muhamad Fuad tidak menunjukkan ketulusan dalam menyampaikan pernyataannya. Oleh karena itu, kami mendesak pihak kepolisian untuk memproses pelaku sesuai dengan undang-undang yang berlaku,” ujar Moh Gazali Akbar dalam keterangannya, Kamis (28/03/2025).
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa jika tidak ada tindakan hukum terhadap pelaku, GP Ansor Banggai bersama masyarakat serta para Abnaul Khairaat akan menggelar aksi besar-besaran sebagai bentuk protes.
“Jika tidak ada proses hukum terhadap pelaku, kami, kader Ansor Kabupaten Banggai, bersama masyarakat serta Abnaul Khairaat akan turun ke jalan untuk menyampaikan aspirasi kami,” tegasnya.
Menurut Gazali, penghinaan terhadap Guru Tua merupakan hal yang sangat menyakitkan bagi masyarakat Sulawesi Tengah, khususnya bagi para pengikut dan pecinta Alkhairaat.
“Kalau di Pulau Jawa ada Nahdlatul Ulama (NU), maka di Sulawesi ada Alkhairaat. Di Jawa ada KH Hasyim Asy’ari, maka di Sulawesi ada Guru Tua, pendiri Alkhairaat. Kami tidak akan tinggal diam jika kehormatan beliau dilecehkan,” pungkasnya.
Di akhir pernyataannya, Gazali Akbar juga mengingatkan bahwa jika aparat kepolisian tidak segera menindaklanjuti kasus ini, masyarakat di timur Indonesia dapat mengambil langkah tegas sebagai bentuk pembelaan terhadap Guru Tua.
“Jika kepolisian tidak menindaklanjuti kasus ini, jangan salahkan kami jika seluruh Abnaul Khairaat dan masyarakat di Timur Indonesia mengambil sikap sendiri,” tutupnya.**