OBORMOTINDOK.CO.ID, PT Pertamina (Persero) memastikan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan elpiji di Sulawesi Tengah terpenuhi menjelang hingga Lebaran Idul Adha 1441 Hijriah Tahun 2020.

“Secara umum di wilayah kerja MOR VII atau Pulau Sulawesi ketahanan stok BBM mencapai 13 hari ke depan dan elpiji lima hari ke depan,” kata Unit Manager Communication & CSR MOR VII Laode Syarifuddin Mursali, dihubungi dari Palu, Selasa.

Baca juga: Pertamina-Hiswana Migas salurkan bantuan logistik korban banjir Parigi

Tahun ini kata dia, Sulteng mendapat alokasi elpiji bersubsidi tiga kilogram sebanyak 48.506 metrikton dan kuota terbanyak berada di Kota Palu sebesar 12.234 metrikton.

Sedangkan konsumsi harian BBM di provinsi ini untuk produk gasoline sebesar 960 kiloliter/hari dan gasoil sebesar 314 kiloliter/hari.

Jumlah itu menempatkan Sulteng di urutan kedua tertinggi setelah Sulawesi Selatan dari konsumsi di Sulawesi yang mencapai 2.705 kiloliter/hari untuk gasoline dan gasoil 1.131 kiloliter/hari.

Baca juga: Pertamina segera luncurkan Pertashop di Sulteng

Laode memaparkan, secara umum di Pulau Sulawesi konsumsi BBM dan elpiji Juli sudah menunjukkan tren positif, meski belum kembali ke kondisi normal.

“Konsumsi BBM saat ini masih lebih rendah 13 persen dari kondisi normal. Sedang untuk konsumsi elpiji mengalami peningkatan sekitar 2,19 persen,” katanya.

Tercatat hingga pekan terakhir Juli, rata-rata konsumsi produk gasoline premium, pertalite, pertamax dan pertamax turbo di masa normal baru (Juni-Juli 2020) sebesar 5.960 kiloliter/hari.

Sedangkan rata-rata konsumsi produk gasoil solar, Pertamina dex, dan dexlite saat ini tercatat sebesar 2.142 kiloliter/hari, dimana besaran rata-rata konsumsinya masih di bawah kondisi normal yang sebesar 2.319 kiloliter/hari atau selisih delapan persen.

“Justru konsumsi elpiji secara keseluruhan di Sulawesi khususnya elpiji bersubsidi mengalami peningkatansebesar 3,4 persen setelah normal kembali di masa pandemi COVID-19,” ujarnya.

Laode menjelaskan, konsumsi elpiji bersubsidi hingga akhir Juli tumbuh 3,4 persen atau 1.563 metrikton/hari dibandingkan beberapa bulan sebelumnya hanya 1.511 metrikton/hari.

Sedangkan elpiji nonsubsidi Bright Gas ukuran 5,5 kilogram dan 12 kilogram, masih di bawah rata-rata konsumsi normal sebesar tiga persen atau 119 metrikton/hari dibandingkan dengan rata-rata konsumsi normal sebesar 123 metrikton/hari.

“Untuk elpiji nonsubsidi sektor bukan rumah tangga tercatat angka konsumsi sebesar 20,38 metrikton/hari. Kami juga membuka layanan pesan-antar kepada konsumen dengan menghubungi Pertamina Call Center 135,” demikian Laode.(Ant)

Phian