OBORMOTINDOK.CO.ID. Banggai— Anemia di kalangan remaja putri menjadi masalah kesehatan yang cukup serius di Kabupaten Banggai. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi anemia pada remaja putri di Indonesia mencapai 32%.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM UNHAS) di Kecamatan Batui Selatan, Kabupaten Banggai pada 2024, juga menemukan bahwa 31% remaja putri usia 12-18 tahun mengalami anemia.
Untuk menanggulangi permasalahan ini, JOB Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi bersama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai dan FKM UNHAS meluncurkan program “Aksi Bergizi”, yang mengusung teh daun kelor sebagai solusi lokal untuk meningkatkan pola makan, status gizi, dan kadar hemoglobin remaja putri di wilayah tersebut.
Anemia adalah kondisi medis yang terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah (eritrosit) atau hemoglobin (Hb), yang berfungsi untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.
Hemoglobin mengandung zat besi, yang penting bagi tubuh. Salah satu sumber alami zat besi yang efektif adalah daun kelor. Tanaman kelor kaya akan zat besi dan antioksidan, dengan kandungan zat besi mencapai 28,29 mg/100 gram daun kelor.
Salah satu cara memanfaatkan daun kelor adalah dengan mengolahnya menjadi serbuk teh, yang bisa menjadi alternatif alami untuk mengatasi anemia pada remaja putri dengan memanfaatkan bahan pangan lokal yang mudah diakses.
Program “Aksi Bergizi” yang dimulai pada 24 Februari 2025 ini berlangsung selama tiga bulan dan dilaksanakan di tiga sekolah di Kabupaten Banggai, yaitu SMKN 1 Batui Selatan, Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) Al-Muhajirin Sinorang, serta SMAN 1 Batui Selatan.
Sebanyak 115 siswi menerima intervensi dengan rincian sebagai berikut:
MTs dan MA Al-Muhajirin Sinorang (31 siswi): Konsumsi teh daun kelor dua kali seminggu disertai edukasi kesehatan.
SMKN 1 Batui Selatan (42 siswi): Konsumsi teh daun kelor sekali seminggu dengan edukasi kesehatan.
SMAN 1 Batui Selatan (42 siswi): Kelompok kontrol yang menerima suplemen multiple mikronutrien (MMS) sekali seminggu beserta edukasi kesehatan.
Selain pemberian teh kelor, program ini juga meliputi skrining hemoglobin untuk mendeteksi risiko anemia, pemantauan gangguan menstruasi, dan evaluasi pola makan. Edukasi kesehatan diberikan melalui video informatif dengan tema seperti “Anemia”, “Isi Piringku dan Jajanan Sehat”, “Kantin Sekolah Sehat”, serta “Aktivitas Fisik”.
Andry, General Manager JOB Tomori, menyatakan bahwa program Aksi Bergizi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi kesehatan remaja putri di Kabupaten Banggai.
Kolaborasi antara JOB Tomori, Dinas Kesehatan Banggai, dan FKM UNHAS bertujuan untuk mempersiapkan generasi masa depan yang sehat dan berkualitas, serta terhindar dari masalah stunting.
“Pemanfaatan bahan lokal yang kaya nutrisi, seperti kelor, terbukti efektif dalam menanggulangi anemia dan meningkatkan kualitas hidup generasi muda. Kami berharap program ini dapat meningkatkan kesadaran tentang gizi, memperbaiki pola makan, serta meningkatkan kadar hemoglobin pada remaja putri,” ujar Andry.
JOB Tomori juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendukung keberlanjutan program ini, dengan memperhatikan aspek kesadaran individu, perubahan perilaku, penguatan budaya lokal, dan sistem pendukung yang berkelanjutan.**






