JOB Tomori Raih PROPER Emas untuk Keempat Kalinya, Dorong Pertanian Berkelanjutan di Banggai

oleh

OBORMOTINDOK.CO.ID. Jakarta– JOB Pertamina Medco E&P Sulawesi (JOB Tomori) kembali meraih penghargaan PROPER Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI untuk keempat kalinya, Senin, 24 Februari 2025.

Prestasi ini diraih berkat program Pertanian Berkelanjutan Petani Banggai (Panutan Banggai) yang dijalankan di Kecamatan Moilong, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah.

Program ini telah berhasil memperluas lahan pertanian organik hingga 85 hektare serta memperkenalkan inovasi dalam pemberantasan hama.

Tahun ini terdapat sebanyak 4.495 perusahaan yang terdaftar dalam penilaian PROPER, dimana 85 perusahaan mendapat PROPER Emas, 227 perusahaan PROPER Hijau, 2.649 perusahaan PROPER Biru, 1.313 perusahaan PROPER Merah, dan 16 perusahaan dapat PROPER hitam.

Program Panutan Banggai hadir sebagai inovasi sosial untuk mengatasi masalah gagal panen yang dialami petani. Program ini mencakup beberapa inisiatif utama, seperti.

BACA JUGA:  Job Fair PT GNI Membludak

Sersan Cemani (Serak Sulawesi Pahlawan Cegah Kematian Petani): Program pengendalian hama berbasis ekosistem alami.

Pos Bidik (Kompos Bikin Hidup Lebih Baik): Pengembangan pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan tanah.

Pompa Air Tenaga Kincir Angin: Solusi irigasi ramah lingkungan bagi petani.

Eko-Eduwisata Burung Hantu: Pemanfaatan burung hantu sebagai predator alami hama tikus.

Program ini menyasar lima kelompok rentan, yaitu 100 petani pemilik, 25 buruh tani, 4 kelompok usaha kecil, 74 masyarakat prasejahtera, serta 20 anak-anak.

“Sebagai bagian dari industri energi di Sulawesi Tengah, JOB Tomori tidak hanya berfokus pada ketahanan energi, tetapi juga berkontribusi terhadap ketahanan pangan dan keberlanjutan lingkungan. Kami berharap Kabupaten Banggai dapat menjadi sentra pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan serta meningkatkan kesejahteraan petani,” ujar GM JOB Tomori, Andry.

BACA JUGA:  Destana Uso Bantu Bersihkan Dampak Banjir dan Longsor di Desa Poh Pagimana

Program inovasi sosial ini telah membawa dampak signifikan, di antaranya.

Menurunkan tingkat serangan hama tikus, sehingga petani tidak mengalami gagal panen, Meningkatkan kesejahteraan petani dan buruh tani, dengan pendapatan di atas Upah Minimum Kabupaten (UMK) Banggai, Mendorong pertumbuhan UMKM, dengan munculnya empat usaha kecil baru di sektor pertanian dan Menyediakan ruang terbuka hijau bagi anak-anak, melalui konsep Eko-Eduwisata Burung Hantu.

Business Support Senior Manager JOB Tomori, Agus Sudaryanto, menjelaskan bahwa salah satu inovasi unggulan dalam program ini adalah pengembangan konstruksi rumah burung Serak Sulawesi (Tyto rosenbergii) berbahan beton ramah lingkungan. Saat ini, sebanyak 89 ekor burung hantu telah memanfaatkan 59 rumah burung inovatif tersebut.

BACA JUGA:  Inisiasi 3 Ranperda, Wabup Furqanuddin Apresiasi DPRD Banggai

“Kami terus mengembangkan ekosistem burung hantu yang berkelanjutan, termasuk melalui klinik burung hantu dan ekowisata. Program ini menjadi bukti bahwa inovasi dapat ‘menghidupi dan menghidupkan’ lingkungan sekitar,” tambah Agus.

Melalui program ini, juga terbentuk kelembagaan lokal, yaitu Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Sumberharjo, yang kini mengelola Eko-Eduwisata Burung Hantu.

“Sebelumnya, kami menggunakan alat setrum untuk membasmi tikus, yang sering menimbulkan korban jiwa. Namun, kini kami sadar bahwa burung hantu adalah sahabat kami para petani. Mereka bukan pembawa sial, melainkan penjaga kehidupan petani,” ungkap Lamri, seorang petani sekaligus Local Hero dalam program ini. (***)