OBORMOTINDOK.CO.ID – Kembali beredar di media sosial whatsapp video berdurasi 45 detik berisi harapan diduga orangtua Hamzah, salah seorang teroris di Poso agar anaknya seera pulang.

Video orangtua berkopiah putih diduga adalah berdialek Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang meminta anaknya pulang. Dia mengaku sakit. Tidak mampu lagi mencari nafkah.

“Hamzah pulang sudah. Bapakmu ini sudah tidak kuat lagi. Saat ini bapak lagi sakit. Pulang datang ke rumah. Bantu bapak sudah tidak bisa bepergian lagi dan mencari makan,” katanya meminta.

“Hamzah pulang sudah. Bapakmu ini sudah tidak kuat lagi. Saat ini bapak lagi sakit. Kamu pergi tidak mikir-mikir saya yang sudah tua ini.”

“Saya sekarang sakit. Sudah tidak bisa naik turun di rumah panggung ini. Mari pulang nak. Bantu bapakmu ini berkebun,” katanya.

Kasatgas Humas Operasi Madago Raya melalui Wakasatgas AKBP Bronto Budiyono membenarkan video yang beredar di media sosial tersebut.

“Iya benar, telah beredar video dengan durasi 45 detik, “Harapan orangtua Hamzah salah seorang teroris di Poso” kata AKBP Bronto Budiyono di Poso, Minggu (24/10/2021).

“Di dalam video tersebut diduga adalah orang tua dari DPO teroris Poso, akan tetapi untuk kita ketahui ada dua DPO teroris Poso yang gunakan nama Hamzah,” kata Bronto.

“Dua DPO tersebut adalah Hamzah H. Abidin alias Nae alias Galuh dan Askar alias Jaid alias Hamzah alias pak guru,” ungkapnya.

“Bapak tua itu meminta anaknya pulang. Bapaknya sakit. Bapaknya tidak mampu mencari nafkah lagi,” tambah Bronto.

Orangtua siapa pun itu , katanya, yang jelas di usianya yang sudah cukup tua mengharapkan anaknya pulang dan menyadari akan kesalahannya serta sebaiknya segera menyerahkan diri.

Pada kesempatan berbeda, Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Polisi Rudy Sjufahriadi di hadapan media kembali menegaskan bahwa DPO Poso sebaiknya menyerahkan diri.

“Hari ini saya sampaikan masalah DPO. DPO yang empat orang itu saya masih mengimbau kepada masyarakat atau DPO-nya atau dengan keluarganya, kalau memang bisa menyerahkan diri, silahkan kami tunggu.” kata Irjen Polisi Rudi Sjufahriadi di Mapolda Sulawesi Tengah, Sabtu (23/10/2021). *

Phian