Konservasi Maleo, PAU Lepasliarkan 28 Anakan di Bakiriang

oleh
oleh

Obormotindok.co.id, BATUI- PT. Panca Amara Utama (PAU) kembali melakukan pelepasliaran hasil penangkaran salah satu satwa liar endemik sulawesi yakni burung Maleo (macrocephalon maleo) di kawasan Suaka Margasatwa Bakiriang, Kecamatan Batui Selatan, Kabupaten Banggai, Senin (25/05/2019) sebanyak 28 ekor.

Pelepasan anakan burung maleo tersebut adalah pelepasan yang ke-Lima kalinya dilakukan oleh Konsevasi Ex Situ Maleo PT. Panca Amara Utama (PAU). Pelepasliaran anakan maleo ini merupakan kali kelima yang dilakukan oleh Konservasi Ex Situ Maleo PT. Panca Amara Utama (PAU), sebanyak 28 ekor anakan maleo kita lepasliarkan ke alam bebas. Jumlah keseluruhan anakan burung maleo yang telah dilepasliarkan berjumlah 125 ekor.

Melalui konservasi ex situ ini diharapkan populasi burung khas Sulawesi yang terancam punah ini dapat teratasi” Ujar tim Pelaksana Program Konservasi Maleo PAU dari Universitas Tadulako Palu, Dr. Mobius Tanari, MP saat dimintai keterangannya. Dr Mobius Tanari, MP menjelaskan, anakan burung maleo yang dilepasliarkan merupakan dari hasil tetasan inkubator Konservasi Ex Situ Maleo PT PAU yang ada di Kompanga Desa Uso Kecamatan Batui, sementara telur burung maleo tersebut ditetaskan di inkubator merupakan telur dari sitaan BKSDA Sulteng.

PT PAU tidak hanya melakukan pelepasan burung Maleo saja namun juga melakukan penanaman 1000 pohon kemiri sebagai makanan burung maleo dilokasi hutan kawasan Suaka Margasatwa Bakiriang.

“Selain melepasliarkan anakan burung maleo, perusahaan juga melakukan penanaman pohon kemiri dilokasi tempat pelepasan burung maleo, Dengan adanya pusat konservasi maelo PT PAU saat ini, kepunahan endemik Sulawesi burung maleo dapat teratasi.” jelas kembali Mobius Tanari.

Sementara itu, Larry Jiang selaku Spesialis Lingkungan International Finance Corporation (IFC), saat dikonfirmasi mengakui, terkejut dengan pertumbuhan burung maleo program konservasi maleo PAU, sebelumnya anakan burung tersebut belum seperti ini, namun dengan berjalannya waktu saat ini Pelaksana program konservasi Maleo sudah dapat melepasliarkan anakan burung maleo sebanyak125 ekor, hal ini adalah capaian yang sangat luar biasa.

BACA JUGA:  Program APBDes 2019, Pemdes Uso Anggarkan Rp.500 Juta Untuk Bidang Pembinaan Kemasyarakatan

“awalnya datang pada tahun 2016 saat meresmikan program PAU burung maleo tersebut masih kecil-kecil, dan saat ini sudah terlihat besar, hal ini capaian yang sangat luar biasa, kami berterimakasih dengan pihak PAU yang telah peduli dengan pelestarian burung maelo, sebagai satwa liar yang dilindungi,”tutur Larry.

Rahul Puri Komisaris PT PAU pada kesempatan itu, mengucapakan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu pelaksana program konservasi maleo PAU, sehingga pelepasan anakan burung maleo ini berjalan dengan lancar.

“kami sangat berterimakasih kepada teman-teman yang telah membantu kelancaran program Konservasi burung maleo PAU ini, kepada pemerintah, masyarakat, dan bapak Mobius selaku tim pelaksana program konservasi maleo PAU,”pungkasnya.

Hadir pada acara pelepasan burung maleo tersebut, Larry Jiang selaku Spesialis Lingkungan International Finance Corporation (IFC), David Nicholson Konsultan Lingkungan IFC, Rahul Puri Komisaris PT PAU, Dr. Mobius Tanari, selaku tim pelaksana program konservasi maleo PAU, hadir juga tokoh perangkat adat Batui Sahrin Handu bersama istri. (aa)