Liang Juga Krisis Air Bersih, DPRD Bangkep Terpaksa Turun Tangan

oleh
oleh

OBORMOTINDOK.CO.ID. BANGKEP- Krisis air tak hanya terjadi di Bulagi saja. Namun sebagian wilayah Kecamatan Liang Banggai Kepulauan (Bangkep) ikut merasakan hal yang sama, selama enam bulan belakangan ini.

Namun, krisis air di Popidolon bukan lantaran tidak adanya sumber mata air atau tidak adanya instalasi jaringan pipa air. Penyebabnya adalah, pembangunan jalan tani Desa Lolong, Kecamatan Liang yang mengakibatkan kerusakan pipa air milik Desa Popidolon.

Masalah itu membuat kedua desa sedikit berpolemik. Komisi I DPRD Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep) pun terpaksa turun tangan. Kamis tanggal 7 November 2019 kemarin, Komisi I mengadakan pertemuan di kantor Kecamatan Liang dengan mengundang aparat desa Lolong dan Popidolon serta sejumlah masyarakat kedua desa ditambah Camat Liang, Umara.

Kepala Desa Lolong, Usman menceritakan, kerusakan pipa terjadi saat alat berat menggusur jalur jalan tani sepanjang 2 kilo meter (km). Penggusuran itu di lakukan pada hari minggu, ternyata mengenai pipa air Desa Popidolon dan desa Tomboniki yang melintang (dibawah tanah) di kawasan pengerjaan proyek Dana Desa (DD) Lolong tahun 2019 tersebut.

“Pipa perairan Desa Tomboniki suda di perbaiki oleh masyarakat Desa Tomboniki dan saya sebagai kepala desa Lolong suda menggantikan perpipaan yang rusak dan suda tdk ada masala lagi,” ungkap Usman.

Ketua Komisi I, Irwanto I T Bua bersama dua orang anggotanya, yakni Hardi A Unus dan Badrin Liato berusaha memfasilitasi penyelesaian masalah ini dengan meminta keterangan serta mendengar penjelasan kedua bela pihak.

Perbedaan pendapat mencuat saat Komisi I mempertanyakan panjang kerusakan pipa. Desa Lolong berpendapat bahwa kerusakan hanya sepanjang 200 meter. Sedangkan Desa Popidolon justru mengklaim sepanjang 1 kilo meter.

BACA JUGA:  Pemda Morut Himbau Warga Beli Gas LPG di Pangkalan Resmi

“Kerusakan yang tampak di permukaan tanah memang hanya 200 meter. Tapi setelah dihubungkan kembali aliran air tidak mengalir seperti sediakala. Setelah dicek ternyata pipa yang tertimbun dibawah tanah pecah karena benturan batuan. Jadi total kerusakan 1 km,” jelas Ketua BPD Popidolon.

Meski demikian, upaya fasilitator Komisi I mampu meredam masalah. Kedua desa akhirnya bersepakat untuk bersama-sama bekerja memperbaiki kerusakan yang di awasi lansung oleh Camat Liang. Desa Lolong mengaku siap mengganti kerusakan dengan mengadakan pipa baru.

Akan tetapi, persoalan kerusakan jaringan air bersih antara kedua desa sangat disayangkan Camat Liang, Umara. Dia menyesalkan upaya penyelesaian kedua desa yang tanpa sepengetahuan dirinya selaku pimpinan wilayah.

“Masalah ini sudah 6 bulan terjadi. Kenapa saya tidak pernah diberi laporan?, padahal masalah ini bisa di selesaikan di sini” tanya Umara. (Dahlan)