Mediasi Panas Koperasi SMS: Anggota Mengaku Dizalimi, Ketua Koperasi Membantah

oleh
Penulis: Gufran Sabudu  |  Editor: Redaksi

OBORMOTINDOK.CO.ID. BANGGAI– Plt Camat Batui, Umar Syamsudin Abul, memimpin langsung rapat mediasi terkait konflik antara Koperasi Sawit Maleo Sejahtera (SMS), masyarakat anggota koperasi, serta PT Sawindo Cemerlang (SCEM). Pertemuan tersebut berlangsung di Aula Kantor Kecamatan Batui, Kamis (25/9/2025).

Mediasi ini menghadirkan berbagai unsur penting, mulai dari pemerintah daerah hingga anggota koperasi SMS. Forum tersebut menjadi ruang bagi para pihak untuk menyampaikan persoalan yang selama ini menimbulkan ketegangan.

Dalam forum itu, salah seorang anggota koperasi SMS, Rasila, mengungkapkan kekecewaannya terhadap pengelolaan koperasi. Ia bahkan menyatakan keinginannya untuk keluar dari keanggotaan.

“Saya merasa sangat didzolimi selama menjadi anggota koperasi, sehingga saya ingin keluar dari kepengurusan,” ujar Rasila.

BACA JUGA:  Dukung Star-Hero, Ikbal Yabye: Gagasan Mereka Tepat untuk Banggai Kepulauan

Menanggapi hal tersebut, Ketua Koperasi SMS, H. Mukhtar, membantah adanya tindakan merugikan atau mendzolimi anggota.

Ia menilai bahwa pernyataan Rasila muncul karena kurangnya pemahaman terhadap aturan dan mekanisme koperasi.

“Pernyataan itu keliru. Mungkin beliau belum sepenuhnya memahami apa yang sudah disepakati sejak awal. Jadi saya rasa tidak tepat jika dikatakan bahwa kami mendzolimi anggota,” tegas Mukhtar.

Plt Camat Batui, Umar Syamsudin Abul, menekankan bahwa kehadiran pemerintah dalam forum tersebut bukan hanya sebagai fasilitator, melainkan juga penjamin agar penyelesaian berlangsung adil, transparan, dan sesuai kesepakatan bersama.

BACA JUGA:  Delfia Parenta Jabat Plt Kepala BPKAD Morowali Utara, Gantikan Masjudin yang Pensiun

“Pemerintah hadir untuk memastikan persoalan antara anggota koperasi, pengelola, dan perusahaan diselesaikan melalui musyawarah dan mufakat. Kami serius menjaga keseimbangan antara kepentingan masyarakat dan dunia usaha,” ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa koperasi sebagai tulang punggung ekonomi kerakyatan harus berjalan sehat dan profesional. Pemerintah tidak akan tinggal diam jika ada ketimpangan yang merugikan masyarakat.

“Kami ingin koperasi ini benar-benar bermanfaat bagi anggotanya. Jangan sampai timbul ketidakadilan yang bisa mengganggu stabilitas sosial dan ekonomi. Karena itu, kami berharap persoalan ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan,” tambahnya.

BACA JUGA:  Jelang Operasi, FMTR Terus Galang Donasi Bantu Dewa Ayu

Keluhan Petani Sawit

Selain persoalan internal koperasi, sejumlah petani sawit di Batui dan Batui Selatan juga menyampaikan keluhan terkait harga sawit yang dianggap terlalu murah di Koperasi SMS. Mereka berharap kebijakan harga dapat diubah agar lebih menguntungkan petani.

Tak hanya itu, warga juga menuntut penyelesaian persoalan lahan dengan PT Sawindo Cemerlang. Mereka menilai adanya praktik perampasan lahan yang membuat masyarakat kehilangan hak kelola.

Hingga kini, konflik lahan antara masyarakat Batui dan Batui Selatan dengan PT Sawindo Cemerlang belum terselesaikan.

Warga berharap pemerintah, baik di tingkat kecamatan, kabupaten, maupun provinsi, dapat bersikap tegas dan benar-benar berpihak pada masyarakat. (sal)