OBORMOTINDOK.CO.ID BANGGAI – H.Amirudin Tamureka atau yang biasa disapa Haji Amir menjadi bahan perbicangan hangat di masyarakat Kabupaten Banggai belakangan ini setelah ia dikabarkan akan mengikuti kontestasi politik pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020.

Namanya merupakan salah satu sosok yang paling ditunggu pada Pilkada tahun depan. Sebagian besar masyarakat Kecamatan Batui dan Toili berharap agar Haji Amir turun untuk mengikuti Pilkada tahun depan. Walau begitu, banyak yang belum mengetahui seperti apa profil Haji Amir secara detail.

Simak ulasan dari informasi yang berhasil dikumpulkan oleh redaksi Transsulawesi.com mengenai biodatanya.

Haji Amir, merupakan pengusaha muda yang lahir pada 13 Desember 1971 di Desa Toili Kecamatan Moilong, Kabupaten Banggai. Haji Amir, bukanlah tokoh baru di Kabupaten Banggai, karena sebagian kalangan masyarakat cukup mengenal dirinya serta kepribadiannya.

Amirudin merupakan anak dari mantan kepala Desa Toili, H. Abdul Hamid Tamoreka, yang dikenal dengan sapaan Muking. Beliau terkenal mampu menciptakan kehidupan damai dan harmonis bagi masyarakat lokal dan masyarakat transmigrasi di Toili, selama 32 tahun masa kepemimpinannya sebagai kepala desa.
Selain menjabat sebagai kepala desa, ayah Amirudin juga sekaligus menjabat sebagai Ketua Adat Suku Ta di Toili. Sebagai anak mantan kepala desa, Amirudin tentunya juga banyak berkecimpung dengan masyarakat yang berada di dataran Toili, sehingga keberadannya cukup dikenal oleh masyarakat.

Jejak Keluarga
Tidak itu saja, dari garis kekeluargaan, Amirudin juga dikenal dekat dan baik dengan keluarganya. Tak hanya karena ada kepentingan politik saja, Amirudin kerap membangun sulaturahmi dengan seluruh pihak keluarga, baik dari jalur ayah maupun ibu.

Ia memiliki hubungan keluarga yang luas dan tersebar di beberapa wilayah, seperti Kintom, Batui, Toili bahkan sampai ke Baturube. Sebaran keluarga yang begitu luas itu lantaran, Hj. Nurhayati H. Nur (ibunda) dari Amirudin Tamureka adalah anak dari H. Nur Dg Mangulele, seorang pedagang dan pembeli hasil bumi dari Sinjai Sulawesi Selatan yang memang memiliki keluarga yang tersebar di beberapa wilayah tersebut.

Bahkan menurut pamannya, Alimuddin Moh. Nur, nenek Amirudin Tamureka, Hj. Sailima Ibrahim, adalah seorang Suku Saluan yang tinggal di Tangkian, wilayah Kecamatan Kintom yang memiliki keluar besar di wilayah Kecamatan Kintom, Batui, Luwuk, Pagimana dan Bunta. Bahkan sekarang keluarga mereka sudah tersebar di 23 wilayah kecamatan di Kabupaten Banggai.

Sebenarnya, jika di ambil dari garis keturunan ibunya, Amirudin Tamoreka adalah buyut dari Kapitan Aba – Aba, atau dikenal dengan Tangan Besi di masa penjajahan, yang saat itu sebagai Kepala Distrik dan berkedudukan di Tangkiang Kecamatan Kintom dengan wilayah kerja dari Balingara sampai ke desa Rata.

Masa Kecil
Dimasa kecilnya, Amirudin tak pernah meninggalkan daerah Kabupaten Banggai. Ia menghabiskan usia sekolah dasar di SDN 1 Toili. Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan di SMP 1 Toili. Setelah tamat SMP 1 Toili, Amirudin melanjutkan pendidikan di SMA 1 Luwuk, yang kemudian melanjutkan pendidikan di Fakultas Pertanian Universitas Muslim Indonesia di Makassar.

Saat menjalani pendidikan di SMA 1 Luwuk, ia memiliki banyak sahabat yang sampai saat ini masih terus terjaga hubungan komunikasinya melalui forum forum alumni sekolah.
Dunia Organisasi
Amirudin Tamureka bukanlah sosok yang tidak paham dunia organisasi. Sejak masa pendidikan, ia banyak berkecimpung dengan dunia organisasi. Ia bahkan menjabat sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Agronomi ( Himagro ) dan Ketua Senat Fakultas Pertanian UMI Makasar, serta Ketua Himpunan HMI Batko Pertanian di masa kuliah.

Diluar kampus, ia aktif bersama GMPPA 45 Sulawesi Selatan, AMPI Sulawesi Selatan, Ketua GP Ansor, Ketua KNPI dan Ketua Kerukunan Antar Umat Beragama.

Tak heran, Amirudin cukup pandai dalam hal organisasi dan menjaga hubungan serta jaringan komunikasi.
Bahkan, Amirudin pernah terjun di dunia politik pada Pemilu 2009 di Kabupaten Banggai. Ia mencalonkan diri melalui partai Golkar untuk wilayah pemilihan di dataran Toili, dan meraih suara signifikan kala itu.

Dunia Kerja
Setelah selesai menjalani pendidikan, Amirudin kemudian menjadi asisten dosen di fakultas pertanian UMI Makasar. Lambat laun, ia pun tertarik untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuannya diluar kampus.
Ia kemudian kembali ke kampung halamannya di Moilong, dan bekerja di perusahaan sawit PT.Kurnia Luwuk Sejati. Sebab, ayah Amirudin, H. Abdul Hamid Tamoreka, selain sebagai Kepala Desa Toili, sehari harinya adalah juga karyawan PT. Kurnia Luwuk Sejatio pada posisi manager.

Amirudin kemudian bekerja diperusahana tersebut dan diposisikan sebagai kepala bagian pembibitan. Tak lama berselang, Amirudin kemudian menjadi manager perkebunan. Setelah itu, ia menjadi konsultan kelapa sawit di KUD Kurnia Sejahtera Kelapa Sawit.
Tantangan Baru
Setelah cukup lama malang melintang di dunia pertanian, terutama dikalangan perkebunan PT.Kurnia Luwuk Sejati, Amirudin kemudian mencoba tantangan baru di dunia pertambangan Minyak dan Gas Bumi.

Ia banting setir bekerja di perusahaan PT.Pertamina, dan menjabat sebagai Humas pada proyek seismik 2D dan 3D PT. Pertamina Blok Donggi dan Balantang Darat Sulawesi Tengah.
Setelah itu, ia menjadi Kepala Perwakilan Proyek Seismik PT.Pertamina Blok Keradenan Cepu, Jawa Tengah.

Ia terus berkarir di dunia pertambangan Migas, dengan kembali Kepala Humas Proyek 3D Kepu Pertamina EP, Area Bekasi, Karawang, Purwakarta dan Subang.

Setelah itu, ia kemudian menjabat Manager Operasional PT. Artha Wicaksana Rajasa, dan menggarap beberapa proyek seismik, seperti Seismik 3D Pondok Tengah Jabar, 2D Bongas Jabar, 2D Pandauke Sulteng, 2D Bunyu Kaltim, 3D Lirik Jambi Utara, 2D Pagar dewa Sumsel dan 2D Sekayu Sumsel.

Sukses melakukan seismik di beberapa tempat tersebut, membawa Amirudin pada posisi sebagai Direktur Operasi PT. Artha Wicaksana Rajasa, pada Proyek Seismik 3D Lirik Sagu Riau.
Mendirikan Usaha
Kerja keras yang telah dilakukannya selama bertahun-tahun, membawa Amirudin pada kesuksesan. Ia memiliki banyak jaringan bisnis dan usaha di kota kota besar. Itulah yang mendorong dirinya untuk berusaha secara mandiri, dan tidak lagi menjadi bagian dari usaha orang lain.

Amirudin kemudian mencoba menjajalkan kemampuan, keberanian dan kecerdasan nya, untuk mandiri dan mendirikan usaha sendiri di Jakarta.

Kerja keras, membangun jaringan, komunikasi, dan menjaga kepercayaan, membuat Amirudin kini tampil menjadi sosok pengusaha yang berskala nasional. Ia bahkan mampu bersaing dengan pengusaha lainnya di bidang Minyak dan Gas Bumi di Indonesia.
Amirudin kini menjabat sebagai Komisaris Utama pada beberapa perusahaan besar, seperti PT. Petro Jasa Energi, PT. Tiga Dimensi Jaya, PT. Amico Putra Perkasa dan PT. Amirul Insani.

Dalam beberapa waktu terakhir, Amirudin Tamureka banyak terlibat dalam kegiatan kegiatan sosial dan pembangunan ekonomi di Kabupaten Banggai. Dengan usahanya, kini ia memiliki sedikitnya 3000 lebih pekerja. Ia berhasil membuka lapangan kerja bagi anak-anak Kabupaten Banggai. Tidak saja lapangan kerja yang ada di dataran Toili, Amirudin juga kerap membawa anak anak Kabupaten Banggai untuk bekerja di luar daerah, di lokasi lokasi yang menjadi garapan proyek seismik yang sedang ia kerjakan.

Pada aspek pembangunan, saat ini, salah satu bangunan fenomemal yang bisa disaksikan adalah berdirinya sebuah hotel King Ameer di Singkoyo, Kecamatan Toili. Hotel berkelas yang dibangun di sebuah kecamatan yang jauh dari ibukota kabupaten.

Hal tersebut merupakan sebuah fakta komitmen membangun daerah yang tidak saja membanggakan bagi masyarakat, namun juga sekaligus sebagai sebuah maha karya anak negeri untuk tanah kelahirannya.***

Phian