Menyusun Dokumen Pokir Kebudayaan Daerah, Dikbud Bangkep Gelar FGD 

oleh
oleh

OBORMOTINDOK.CO.ID. BANGKEP– Dalam hal penyusunan dokumen pokok pikiran (Pokir) kebudayaan daerah Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep), Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dis Dikbud) Bangkep gelar Focus Grup Discussion (FGD).

Bertempat di Balai Pertemuan Umum (BPU) Kecamatan Tinangkung, Kamis (24/9/2020), FGD itu dibuka oleh Asisten II Setda Kabupaten Bangkep Abderiana Lotto.

Dikonfirmasi soal kegiatannya, Kepala Dis Dikbud Bangkep Ariyono Orab mengatakan, FGD itu merupakan langkah awal penyusunan dokumen Pokir kebudayaan daerah.

“Kegiatan ini nantinya akan memuat 11 item, termasuh didalamnya permainan dan berbagai kebudayaan lainnya yang ada di Banggai Kepulauan,” ucapnya.

Lanjut Ariyono, dari hasil FGD nantinya akan dituangkan sebagai penguatan penyusunan dokumen tersebut. Ariyanto menyampaikan, hal itu sudah terlalu lama dibiarkan dan tak pernah digali kebenarannya.

“Sebenarnya, budaya masyarakat Bangkep sudah ada namun belum pernah ditulis. Misalnya bahasa Banggai, walau belum dituangkan kedalam kamus tapi orang sudah tahu,” tutur Ariyono

Menurutnya, FGD itu merupakan langkah, harapannya ada respon positif dari pemerintah agar kegiatan seperti itu dapat dilaksanakan ditiap kecamatan. Agar dapat terus menggali informasi tentang Kebudayaan Bangkep, yang nantinya akan dituangkan kedalam dokumen.

Setelah dokumennya dirampungkan, maka akan di seminarkan. Kata Ariyono, dokumen itu juga butuh pengakuan. Olehnya itu, dokumen tersebut nantinya akan di asistensi.

Ariyono mengakui, soal subtansi pasti akan berubah karena setiap wilayah punya prespektif yang berbeda. Dengan begitu, kata Ariyono, dokumen itu tidak akan pernah selesai.

“Yang ada revisi dan selalu revisi. Karena membicarakan hal yang puluhan tahun hanya dengan sehari dua hari, kan mustahil. Tapi, kalau kita tidak mulai dari sekaeng, kapan lagi?,” ujarnya.

Harapannya, Pemerinta daerah dapat membantu dalam program penganggaran. Sebab, Dikbud sangat terbatas untuk hal itu. (wardan)

BACA JUGA:  Nenden Lilis Aisyah: Perempuan di Masa Dulu Dihargai Sejajar Laki-laki