Muh. Aris Susanto, Dari Bappeda hingga PMD Bangkep

oleh
Muh. Aris Susanto

OBORMOTINDOK.CO.ID. Bangkep– Karier birokrasi Muh. Aris Susanto di Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep) layak dicatat sebagai perjalanan yang tidak singkat.

Dari memimpin PTSP, menahkodai Bappeda, menjalani peran sebagai Plt. Kadis Nakertrans, hingga kini dipercaya menjadi Kadis PMD, ia menempuh jalur yang memperlihatkan satu benang merah, pengalaman teknokratis yang ditempa di banyak lini.

Setiap jabatan yang diemban memiliki tantangan tersendiri. PTSP menuntut tanggung jawab pelayanan publik yang efisien, Bappeda menguji kemampuan perencanaan pembangunan jangka panjang, sementara Nakertrans menghadapkan pada isu tenaga kerja dan transmigrasi yang kompleks.

BACA JUGA:  Jan Pieter Pimpin Kerukunan Keluarga Toraja Morut

Kini, sebagai Kadis PMD, tantangannya semakin nyata, bagaimana memberdayakan desa agar menjadi garda terdepan pembangunan daerah.

Di luar birokrasi, kiprahnya sebagai Koordinator Presidium KAHMI Bangkep memberi dimensi lain pada perjalanan tersebut. Peran di KAHMI membuatnya tidak hanya berkutat pada tugas administratif, tetapi juga terhubung dengan jaringan intelektual dan sosial yang lebih luas.

BACA JUGA:  Aksi Heroik Satlantas Morut Selamatkan Anak Sakit

Satu hal yang juga menonjol dari perjalanan karier Muh. Aris Susanto adalah loyalitasnya kepada pemimpin. Kepercayaan yang diberikan dalam berbagai jabatan strategis tidak mungkin hadir tanpa konsistensi sikap untuk mendukung arah kebijakan kepala daerah.

Loyalitas ini bukan sekadar kesetiaan personal, melainkan wujud dari etika birokrasi: menjaga kesinambungan program pembangunan melalui harmoni antara pimpinan daerah dan jajaran teknis.

Bagi seorang birokrat, jabatan adalah amanah yang tidak hanya menuntut pengalaman teknis, tetapi juga yang mampu menjembatani visi kepala daerah dengan pelaksanaan kebijakan di tingkat organisasi daerah

BACA JUGA:  Luring dan Daring Bukan Solusi Untuk Membentuk Karakter Peserta Didik

Muh. Aris Susanto kini berada pada fase di mana keberhasilan tidak lagi dinilai dari jumlah jabatan yang pernah diemban, tetapi dari seberapa besar dampak yang dapat dirasakan masyarakat.

Dari sinilah perjalanan panjangnya menemukan relevansi, bukan sekadar catatan karier atau loyalitas pada pemimpin, melainkan tanggung jawab untuk memastikan arah pembangunan Bangkep tidak hanya bergerak, tetapi juga sampai pada tujuan. **