Pasar Tradisional Salakan Semraut, Pedagang Kesal

oleh
oleh
Sejumlah warga Pedagang Pasar Salakan, Sabtu malam menemui Saket DPRD Bangkep Risal Arewie untukmenyampaikan aspirasi mereka. (foto : wardan)

OBORMOTINDOK.CO.ID. BANGKEP- Sejumlah pedagang pasar Salakan Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep), tidak nyaman dengan sistem pengelolaan pasar.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), tak lebih dari hanya sekedar tukang pungut ratribusi saja, namun program untuk mengantispasi persoalan kesemrautan lalu lintas termasuk parkiran kendaraan yang tidak mestinya itu tidak pernah lakukan.

Paling dirasakan pedagang adalah penarikan atau retribusi bagi pedagang pasar yang naik lebih dari 100 persen, ada soal isa si terlebih dahulu.

Hal itulah yang kemudian melecut niat warga pedagang untuk menemui Wakil Ketua (Waket) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bangkep, Moh Risal Arwie, untuk mendiskusikan persoalan itu.

Masalah yang disampaikan kepada Risal Arwie . Ternyata tak sia-sia. Politisi muda ini langsung merespon dengan memberikan beberapa saran sebagai solusinya.

Diantaranya solusi yang ditawarkannya adalah, agar aspirasi mereka (Pedagang pasar, red) segera di bawah kegedung DPRD supaya langsung dibuat Rapat Dengar Pendapat (RDP), nanti di moment itulah baru diurai satu per satu masalahnya.

“Datang dan bawah aspirasi itu di DPR supaya langsung di hearing,” jelas Risal, Sabtu (12/10) malam.

Syarif, salah seorang pedagang menjelaskan, retribusi yang mereka bayarkan ke Pemerintah Daerah (Pemda) dalam hal ini, Dinas Kooperasi Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) Bangkep naik lebih dari 100 persen.

“Retribusi naik secara tiba-tiba tanpa sosialisasi lebih dahulu, mulai dari Rp30 ribu tahun ini naik menjadi Rp70 ribu per bulan,” ungkapnya.

Lebih parahnya lagi, kata Syarif, tunggakan retribusi tahun kemarin pun sudah dinaikan jadi Rp70 ribu. Padahal, tunggakan itu disebabkan oleh Dinas Koperindag sendiri, karena belum punya blangko pembayaran retribusi.

BACA JUGA:  Virus Corona, Harga Sembako Naik, Alumni SMA Negeri 1 Batui Jual Beras Dengan Harga Murah

“Lalu kalau ada blangko kita pasti sudah bayar,” ujar Syarif.

Tidak hanya retribusi, tempat parkir kendaraan dipasar Salakan pun jadi soal. Pasalnya, kendaraan yang masuk pasar Salakan tidak punya tempat parkir sehingga kendaraan diparkir sembarang tempat, sehingga sudah mengganggu aktifitas perdagangan yang ada dipasar itu.

“Kendaraan sudah diparkir didalam pasar jadi menghalang tempat jualan kami,” tutur Syarif.

Pedagang bahkan pengunjung pasar Salakan menginginkan Pemda Bangkep melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait seperti, Dinas Koperindag dan Dinas Perhubungan segera menata lokasi pasar agar tidak kelihatan semraut. (wardan)