Pejuang Reforma Agraria Mengadu ke Gubernur Sulawesi Tengah

oleh
oleh
Aktivis yang tergabung dalam Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) bersama petani datang dan mengadu ke Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura, bica saoal konflik agraria yang merugikan petani di Sulteng.(Foto: Istimewa)

OBORMOTINDOK.CO.ID. Palu- Aktivis yang tergabung dalam Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) bersama petani datang dan mengadu ke Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura karena banyak konflik agraria yang merugikan petani.

Kedatangan aktivis dan petani kepada Gubernur, Rabu (15/9/2021) membawa seabrek masalah yang mereka sampaikan kepada pejabat paling teras di Sulawesi Tengah ini.

Koordinator Wilayah (KPA) Sulawesi Tengah, Noval A. Saputra mengatakan, banyak konflik terjadi antara petani dan perusahaan perkebunan sawit, namun tak sedikit petani malah “diamankan”.

Petani yang datang mengadu ke Gubernur, kata Noval, adalah mereka yang bisa disebut “korban” konflik agraria.

Mereka berjuang untuk mendapat hak-hak tanahnya, namun kemudian “dikriminalisasi” oleh perusahaan perkebunan.

Para petani pejuang itu antara lain Samria dan Wati yang berkonflik melawan PT KLS di Banggai.

Selain itu, ada juga petani plasma PT Sawindo Cemerlang serta masyarakat korban penggusuran paksa di Tanjung sari, Luwuk, Banggai.

Di depan Gubernur Rusdi Mastura, aktivis dan petani itu menumpahkan berbagai persoalan mereka sewaktu menghadapi koorporasi yang “merampas” hak-haknya.

Satu demi satu korban konflik agraria ini menceritakan kronologinya dengan harapan pemerintah provinsi berani hadir di tengah-tengah rakyatnya yang sedang butuh keamanan dan keadilan.

Pada kesempatan itu, Gubernur Rusdi Mastura berjanji akan menyelesaikan konflik agraria ini, dan dia berharap intimidasi serta penangkapan kepada  petani tidak lagi terjadi.

Gubernur segera membentuk tim penyelesaian konflik agraria di Provinsi Sulawesi Tengah.

Di antara aktivis yang mendampingi petani selain dari Konsorsium Pembaruan Agraria juga ada beberapa aktivis dari Jaringan Advokasi Tambang (Jatam), Front Rakyat Advokasi Sawit (FRAS), dan KPKP.(lus)

BACA JUGA:  LONGKY: Transportasi berperan tingkatkan pertumbuhan ekonomi