Pelaku Usaha Kecil Menengah Di Palu Sangat Kesulitan Bahan Baku Bawang Goreng

oleh
oleh
ilustrasi. Foto Istimewa

OBORMOTINDOK.CO.ID, Palu- Para pelaku usaha kecil menengah diPalu, Sulteng  sangat mengalami kesulitan untuk mendapatkan bahan baku bawang goreng dalam beberapa bulan terakhir.

“Bahan baku berupa bawang goreng sangat susah sekali diperoleh sehingga harus mendatangkan bahan baku dari luar daerah,,ujar Sri Rejeki salah satu pelaku usaha yang bergerak di bidang usaha bawang goreng di kota palu,selasa

Ia membenarkan bahwa sekarang bahan baku barang goreng didatangkan dari Palasa, Kabupaten Parigi Moutong.

Langkah yang harus dilakukan untuk mengantisipasi bahan baku bawang goreng di lembah Palu Kab.sigi sangat terbatas sekali. Karena itu  untuk tetap bisa memproduksi  bawang goreng guna menyangkut permintaan pasar  yang semakin besar dan meningkat, ia terpaksa harus mencari bawang goreng ke Kab. Parigi Moutong walaupun jarak Kota Palu dan Parigi Moutong cukup jauh dan dengan biaya yang sangat mahal.

Harga bahan baku bawang goreng sendiri di tingkat petani di sentra produksi Palasa,Kabupaten Parigi Moutong, harga berkisar Rp.30.000/kg harga lebih rendah bila di bandingkan dengan harga lemba Palu dan Sigi yang mencapai harga sekita Rp.40.000/kg

Kalau di lihat memang harga jauh lebih murah, tapi kualitasnya ,kata Mbok Sri, lebih rendah bila di bandingkan dengan hasil produksi  petani di lembah Palu dan Sigi.

Keterbatasan dan kesulitan bahan baku bawang goreng, para pengusaha terpaksa mengurangi produksi. “Hari ini kami hanya bisa memproduksi bawang goreng sebanyak 70 kg saja,” kata dia.

Menyangkut harga, Sri mengatakan tidak menaikkan harga, meski bahan baku bawang goreng sulit diperoleh. “Kami tidak akan menaikkan harga bawang goreng. Harga penjualan tetap mengacu kepada standar harga yang kami sudah tetapkan yakni Rp300.000/kg ,” katanya.

BACA JUGA:  PC PMII Banggai Gelar Dialog Publik Mengusung Tema "Apakah Proyeksi Penataan Dapil Berkorelasi Dengan Tingkat Kesejahteraan Rakyat"

Menurut dia, tidak bisa memenuhi semua permintaan pesanan dari konsumen sebab produksi bawang goreng dalam beberapa bulan terakhir ini, terutama setelah bencana alam gempa bumi 7,4 SR yang menimbulkan tsunami dan liukuefaksi di sejumlah wilayah di Kota Palu dan Kabupaten Sigi.

Bencana alam tersebut menyebabkan banyak lahan pertanian dan perkebunan di Kabupaten Sigi hancur dan hingga kini belum juga dikelola para petani, sebab irigasi yang selama ini mengairi lahan pertanian di sejumlah kecamatan di Kabupaten Sigi rusak total.

Banyak lahan-lahan yang sekarang belum digarap petani sebab tidak ada irigasi. Tanah-tanah yang selama ini ditanami berbagai komoditi pertanian dan hortikultura, termasuk bawang untuk bahan baku bawang goreng hanya dibiarkan telantar.(Sulteng.antaranews.com)