OBORMOTINDOK.CO.ID. BANGGAI– Menjelang pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Banggai, tensi politik di wilayah Kecamatan Toili kian memanas dan menuai sorotan publik.
Anggota DPRD Banggai dari Fraksi Golkar, Rika Sarifudin, kepada media ini pada Jumat (4/5), mengungkapkan bahwa kondisi menjelang PSU di Kecamatan Toili semakin tidak kondusif.
Ia menyoroti adanya dugaan keterlibatan aparat militer dalam mendukung salah satu pasangan calon.
“Atas nama korcam dan kordes, terdapat oknum Danramil 1308-14 Toili yang diduga terafiliasi dengan salah satu pasangan calon. Bahkan ikut mendata pemilih untuk kepentingan paslon tertentu,” ujar Rika Sarifudin yang juga merupakan anggota Komisi I DPRD Banggai.
Selain itu, Rika juga mengungkapkan adanya dugaan intimidasi yang dilakukan oleh aparat Babinsa. Salah satunya adalah oknum berinisial B yang membubarkan warga Desa Sentral Sari saat sedang melakukan pengawasan persiapan PSU.
“Pada malam berikutnya, oknum Babinsa lain berinisial N juga membubarkan warga di Desa Sentral Timur. Kedua desa ini adalah wilayah bertetangga,” tambahnya.
Menanggapi hal tersebut, Rika Sarifudin mendesak agar Dandim 1308/Luwuk Banggai segera dicopot dari jabatannya. Ia juga meminta agar pelaksanaan PSU di wilayah tersebut ditunda sampai situasi benar-benar kondusif.
“Permintaan ini kami ajukan setelah ditemukannya bukti dugaan keterlibatan oknum Danramil dan Babinsa dalam mendukung paslon 03,” tegasnya.
Di tempat terpisah, situasi mencurigakan juga terjadi di depan Hotel King Amir, Toili. Dua orang dengan gerak-gerik mencurigakan dipergoki warga saat berada di sekitar hotel selama kurang lebih satu jam.
“Kejadian itu terjadi saat saya bersama Ketua DPD Golkar Banggai tengah melakukan pemantauan wilayah PSU di Toili,” terang Rika.
Setelah diinterogasi oleh warga, kedua orang tersebut mengaku sebagai anggota intelijen TNI dari Kodim 1308/Luwuk Banggai.**