Suara Rakyat Banggai Menggema di Depan Istana Negara

oleh
Penulis: Rilis  |  Editor: Redaksi

OBORMOTINDOK.CO.ID. Jakarta– Ribuan massa aksi memperingati Hari Tani Nasional ke-65 di depan Istana Negara Jakarta dengan suasana dramatis dan penuh makna, Kamis, 24 September 2025. Di tengah teriakan tuntutan reforma agraria, aksi heroik aktivis asal Riau, Muhammad Ridwan, yang mengecor tubuhnya dengan semen menjadi simbol kuat perlawanan rakyat terhadap praktik perampasan tanah oleh korporasi besar.

“Aksi cor badan ini adalah tanda bahwa kami tidak akan berhenti sampai negara serius menyelesaikan konflik agraria. Lebih baik tubuh ini mengeras dengan semen, daripada tanah rakyat terus dirampas,” tegas Ridwan di sela aksinya.

Momentum Hari Tani Nasional tahun ini menjadi penting bagi rakyat Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Isu agraria di Banggai resmi masuk ke meja perundingan nasional dalam forum mediasi bersama tiga kementerian, yakni Menteri Koperasi dan UKM Maman Abdul Rahman, Wakil Menteri Sekretariat Negara Juri Ardiantoro, dan Wakil Menteri Perindustrian Faisol Reza.

BACA JUGA:  Kaban Kesbangpol Sulteng Hadiri Acara Penutupan Haul Guru Tua Festival Raodhah Tahun 2022

Ketua Umum Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND), Moh. Isnain Mukadar, menegaskan bahwa konflik agraria di Banggai adalah bukti nyata kegagalan negara dalam menjalankan reforma agraria.

“Kami menuntut agar pemerintah segera mencabut HGU PT. MAB yang merampas tanah rakyat di Sisipan, Tolando, dan Batui. Tidak ada jalan lain, tanah rakyat harus kembali ke tangan rakyat,” tegas Isnain.

Dalam aksi tersebut, rakyat Banggai menyuarakan beberapa tuntutan utama, di antaranya: Evaluasi HGU 0064 di Kelurahan Sisipan, Batui, seluas 84 hektar yang dikuasai PT. Matra Arona Banggai (PT. MAB) dari peralihan PT. BSS, Batalkan SHGU Nomor 01 Tolando seluas 65,5 hektar yang tengah diperpanjang oleh PT. MAB dan Hentikan praktik perampasan tanah oleh PT. Sawindo Cemerlang yang tumpang tindih dengan lahan masyarakat di Batui dan Batui Selatan.

BACA JUGA:  Kapolres Banggai AKBP Satria Ikut Latihan Pra Ops

Isnain menambahkan, “Rakyat Banggai sudah terlalu lama menunggu keadilan. Negara harus memilih: berpihak pada petani atau terus menjadi pelayan korporasi.”

Dari ruang mediasi, pemerintah menyatakan kesediaannya menindaklanjuti tuntutan massa aksi dengan membentuk badan ad hoc Dewan Reforma Agraria Nasional. Namun LMND menegaskan, badan tersebut tidak boleh hanya menjadi formalitas.

“Harapan kami, badan ad hoc ini melibatkan masyarakat, pemuda, dan mahasiswa agar pelaksanaan reforma agraria benar-benar berpihak pada rakyat,” jelas Isnain.

Hari Tani Nasional ke-65 menjadi bukti bahwa perjuangan rakyat Banggai tidak lagi terkurung di kampung halaman, tetapi kini menggema hingga depan Istana Negara.

BACA JUGA:  Peduli Penanganan Covid-19, PT.PAU Kembali Bantu APD Pada Pemda Banggai

“Tanah adalah sumber kehidupan. Selama tanah dirampas, rakyat tidak akan berhenti melawan,” pungkas Isnain dengan lantang.

Selain isu Banggai, LMND bersama massa aksi juga membawa tuntutan lain, di antaranya: Menolak perpanjangan HGU PTPN IV Regional 6 Cot Girek, Aceh, Mencabut SK 357/MenLHK/Setjen/PLA.0/5/2026 yang merampas hutan adat Amanuban, NTT, Membatalkan SK HGU Nomor 01/BPN.53/7/2023 di Kabupaten Sikka, NTT, serta menghentikan kriminalisasi masyarakat adat, Membebaskan masyarakat adat di Halmahera Timur, Utara, dan Barat yang masih ditahan, Menghentikan penggusuran paksa warga Menteng Pulo Dua, Jakarta Selatan dan Meninjau ulang izin HGU di Bali dan mencabut izin pariwisata PT Tanaya Pesona Batur (PT TPB). **