Warga Batui Geram, Bayar PDAM Tiap Bulan Tapi Air Tidak Jalan

oleh
Ilustarsi

OBORMOTINDOK.CO.ID. BANGGAI– Krisis air bersih yang melanda Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, semakin memprihatinkan. Tak hanya warga Kelurahan Bugis, keluhan juga datang dari warga Kelurahan Lamo, khususnya di Dusun Susupo, yang mengalami gangguan suplai air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat.

Tinton, salah seorang warga Dusun Susupo, mengungkapkan bahwa air PDAM di rumahnya sudah tidak mengalir selama hampir dua pekan. Meskipun demikian, ia mengaku tetap membayar tagihan air setiap bulannya.

“Sudah sembilan hari air tidak jalan, sebentar lagi dua minggu. Ironisnya, pembayaran tetap dilakukan seperti biasa, padahal yang keluar hanya angin, bukan air,” keluh Tinton kepada media, Selasa (15/7/2025).

BACA JUGA:  Wakil Bupati Morowali Utara Pimpin Upacara Peringatan HUT Kemerdekaan RI Ke – 77

Tinton juga menyoroti tidak adanya informasi resmi atau pemberitahuan dari pihak PDAM Unit Batui terkait gangguan distribusi air tersebut. Ia berharap pihak PDAM bisa lebih transparan, setidaknya memberikan keterangan kepada media agar pelanggan tahu apa yang sebenarnya terjadi.

“Batui ini punya banyak mata air, tapi distribusinya sangat buruk. Kami tidak tahu di mana kendalanya, dan pihak PDAM juga tidak pernah menyampaikan informasi. Ini sangat merugikan masyarakat,” tambahnya.

BACA JUGA:  Bupati Banggai Beri Penghargaan kepada Camat yang Wilayahya Zona Hijau

Sebelumnya, Keluhan serupa juga disampaikan Alwi WL, warga Kelurahan Bugis, Kecamatan Batui. Ia menyebutkan bahwa pelayanan air bersih dari PDAM Batui selama ini sangat buruk. Tidak hanya tekanan air yang lemah, kualitas air pun dinilai keruh dan tidak layak pakai.

“Tekanan air sangat rendah, dan warnanya seperti air bekas mandi bebek. Anehnya, untuk urusan pembayaran, kalau telat satu hari saja langsung kena denda. Tapi pelayanannya semrawut,” ujarnya saat ditemui di rumahnya pada Jumat (11/7/2025).

Alwi juga mengisahkan bahwa pada Kamis, 19 Juni 2025 lalu, petugas PDAM sempat datang ke rumahnya untuk menagih iuran bulanan. Saat itu, ia sempat menyampaikan keluhan soal kualitas dan distribusi air yang tidak lancar, namun hingga kini belum ada perbaikan atau respons dari pihak terkait.

BACA JUGA:  Peran Geologi Teknik dalam Pembangunan Berkelanjutan Dibahas di FIT-MGTI Palu

“Saya sudah sampaikan ke petugas saat membayar, bahwa air di rumah tidak mengalir lancar. Tapi tidak ada tindak lanjut sampai sekarang,” tuturnya kecewa.

Kondisi ini menunjukkan bahwa persoalan pelayanan PDAM di Kecamatan Batui memerlukan perhatian serius. Masyarakat berharap ada perbaikan sistem distribusi, transparansi informasi, serta peningkatan kualitas pelayanan agar kebutuhan dasar berupa air bersih dapat terpenuhi secara adil dan merata. (sal)