OBORMOTINDOK.CO.ID. Luwuk— Warga Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai, mulai membudidayakan usaha budi daya ikan air tawar dan payau.
Usaha ini pernah memberi warga Batui mencapai kejayaan ekonominya, namun nyaris mereka lupakan.
Sekarang, warga Batui mulai membudidayakan ikan. Mereka tidak lagi memelihara ikan sebagai usaha sampingan di empang yang sebelumnya dikelola oleh perusahaan.
Warga desa sekarang memelihara ikan air tawar di lokasi bekas tambak udang milik PT BSS.
Sukrin salah satu warga mengatakan, warga setempat sekarang ini beramai-ramai memfaatkan lokasi tambak udang setelah izin HGU tambak udang milik PT. BSS dicabut oleh Pengadilan Negeri Luwuk.
Warga memelihara ikan air tawar aneka jenis seperti Mujair, Bandeng, dan Udang.
Hasil budi daya ikan yang menggiurkan ini akhirnya mengundang beberapa pemodal lokal ikut budi daya ikan di eks tambap milik perusahaan tersebut.
Menurut Sukrin, penghasilan petani dari budi daya ikan ini lumayan tinggi, sehingga nyaris tidak sanggup memenuhi permintaan ikan dan udang dari pasar.
Harganya bervariasi. Paling murah Rp20 ribu per kiloram.
Sarpin, petani tambak lainnya mengaku sudah dua kali panen ikan bandeng.
Dalam sekali panen hasilnya cukup memuaskan, kalau udang kata Sarpin bisa menangguk hasil Rp90 juta sampai Rp100 juta.
“Setelah panen bandeng ini, saya akan budi daya udang, karena hasilnya sangat memuaskan,” ujarnya.
Di tengah bagusnya usaha budi daya ikan ini, petani tambak masih ada keluhan. Keluhannya menyangkut bibit.
Merek harus membeli bibit ikan dan udang dari Makassar, Sulawesi Selatan. Dengan membeli bibit dari kota yang jauh, praktis harganya jadi mahal dan khuatir bibit banyak yang matih karena jau.
Mereka berharap pemerintah setempat memberi perhatian kepada petani ikan di Batui.
“Kami sulit mencari pakan dan bibit ikan. Kami harus pesan dari luar kota, “ katanya.
Agar budi daya ikan ini lebih maju, Sarpin dan petani ikan akan membuat satu badan usaha berbentuk koperasi.
“Semoga koperasi ini dapat menjawab kebutuhan petani ikan,” ujarnya.(ydi)