OBORMOTINDOK.CO.ID. PALU– Gubernur Sulawesi Tengah, Dr. H. Anwar Hafid, M.Si, menunjukkan kecintaannya terhadap budaya lokal dengan menciptakan dua lagu berbahasa Kaili berjudul “Himo Yaku” dan “Vula Belo”. Kedua lagu ini merupakan bentuk penghormatan mendalam terhadap Tanah Kaili, sejalan dengan peribahasa, “Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.”
Melalui lagu-lagu tersebut, Gubernur Anwar merefleksikan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Kaili yang selama ini menjadi bagian penting dari identitas budaya Sulawesi Tengah.
Sebagai bentuk apresiasi terhadap dedikasinya menjaga nilai adat dan budaya, Gubernur Anwar Hafid dianugerahi gelar adat Tomaoge Tomanasa Ri Tanah Kaili oleh Pengurus Besar Forum Pemuda Kaili Bangkit (FPKB). Penobatan gelar adat ini berlangsung dalam Kongres Posintomu Todea (Libu Mbaso) Adat Budaya Kaili, Sabtu (19/7), di Hotel Palu Golden.
“Saya ucapkan terima kasih dan penuh rasa syukur atas penghargaan ini. Semoga gelar ini menjadi penguat bagi saya untuk terus berdiri dan melayani masyarakat Sulawesi Tengah,” ujar Gubernur Anwar dalam sambutannya.
Dalam kesempatan tersebut, ia menekankan pentingnya integrasi nilai-nilai kearifan lokal dan religiusitas dalam pembangunan daerah, sebagaimana yang ia angkat dalam visi program BERANI Berkah.
Gubernur Anwar juga menyinggung kemajuan Jepang yang tak lepas dari nilai budaya lokal seperti Bushido, yang dijadikan pedoman membangun kembali negeri itu pasca-Perang Dunia II. Menurutnya, hal serupa bisa diterapkan di Sulawesi Tengah melalui penguatan adat dan budaya lokal, termasuk adat Kaili.
“Budaya dan adat istiadat adalah benteng yang mampu menangkal pengaruh negatif dari luar. Nilai-nilai ini sangat penting untuk kita jaga bersama,” tegasnya.
Ia juga mencontohkan masyarakat adat di Kecamatan Lindu, Kabupaten Sigi, yang berhasil menjaga kelestarian lingkungan dengan penerapan hukum adat ‘givu’. Menurutnya, aturan adat yang ditegakkan dengan konsisten bisa lebih kuat dari hukum formal pemerintah.
Sebagai bentuk dukungan terhadap pelestarian budaya, Gubernur Anwar menyampaikan bahwa dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulteng 2025–2029 telah diprogramkan bantuan tahunan kepada lembaga adat di kabupaten/kota.
“Bantuan ini ditujukan untuk merawat rumah-rumah adat sebagai simbol budaya dan sekaligus menjadi daya tarik wisata daerah,” jelasnya.
Acara kongres turut dihadiri oleh Ketua TP-PKK Sulteng Ny. Sry Nirwanti Bahasoan, Wakil Gubernur dr. Reny A. Lamadjido, Sp.PK., M.Kes, Asisten Pemerintahan dan Kesra Dr. Fahrudin, S.Sos., M.Si, Kaban Kesbangpol Drs. Arfan, M.Si, Kadis Perkimtan Abdul Haris Karim, S.T., M.M, Kadispora Drs. Irvan Aryanto, M.Si, dan Plt Kadis Pangan Drs. Rustam Arifudin, M.Si.**