OBORMOTINDOK.CO.ID. Batui– Kisah inspiratif datang dari Safaa Wahid, seorang mantan preman dan pemamuk berhasil keluar dari masa kelamnya dan kini menjadi pembimbing spiritual bagi para mualaf di kawasan Tingki-Tingki, Kelurahan Sisipan, Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai.
Dalam kegiatan silaturahmi yang berlangsung Selasa sore (15/7), pendiri Pondok Pesantren Al-Askar Kendari, Ustadz H. Muhammad Nur Alkif, SQ., S.Sos.I, menyampaikan rasa haru dan bangganya terhadap perubahan hidup Safaa Wahid. Ia tak menyangka bahwa pria yang dulu dikenal sebagai preman dan pemabuk, kini mampu menjadi motor penggerak pembangunan mushollah di lingkungan mayoritas non-Muslim.
Di hadapan warga Tingki-Tingki, Ustadz Alkif menceritakan pengalaman pribadinya saat menghadapi Safaa Wahid di masa lalu. Sekitar sepuluh tahun lalu, di suatu malam di Kota Kendari, Safaa mendatangi rumah orang tuanya dalam kondisi mabuk, meminta uang dan makanan dengan nada keras.
“Malam itu, Om Safaa datang dengan langkah sempoyongan. Ia mengetuk pintu sambil berteriak meminta uang dan makanan. Itu menjadi malam yang tak pernah saya lupakan,” kenang Ustadz Alkif.
Namun kini, menurutnya, semua itu telah berubah. Safaa Wahid telah mendapatkan hidayah dari Allah SWT dan memilih jalan kehidupan yang benar, yakni membina para mualaf serta membangun mushollah sebagai pusat kegiatan keislaman di daerah tersebut.
Ustadz Alkif menyampaikan bahwa perubahan yang dialami Safaa Wahid tidak hanya menyentuh dirinya sendiri, tetapi juga membawa dampak positif bagi komunitas mualaf di Tingki-Tingki. Mushollah yang ia dirikan menjadi tempat beribadah dan pusat pembelajaran Islam bagi warga setempat yang baru memeluk agama Islam.
“Melalui hidayah dari Allah, Om Safaa telah membuktikan bahwa siapa pun bisa berubah dan memberikan manfaat bagi umat. Saya sangat terharu dan bangga dengan perjalanan hijrah beliau,” ujar Ustadz Alkif.
Salah satu mualaf, Ahmad Jacob, turut menyampaikan harapan dan rasa syukurnya atas kehadiran Safaa Wahid sebagai pembimbing mereka. Ia berharap bimbingan spiritual yang diberikan dapat membantu para mualaf memahami tata cara shalat, membaca dan mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
“Alhamdulillah, kami telah mendapatkan hidayah dan dipertemukan dengan sosok yang tepat untuk membimbing kami. Semoga kami terus diberikan ilmu dan kekuatan iman untuk mengamalkan ajaran Islam secara benar,” ungkap Jacob saat diwawancarai. (sal)






