OBORMOTINDOK.CO.ID. BATUI SELATAN- Beragam program pemberdayaan masyarakat telah dilaksanakan manajemen JOB Pertamina-Medco E & P Tomori Sulawesi (JOB Tomori). Terhadap program pemberdayaan itu, manajemen JOB Tomori hendak mengetahui secara menyeluruh apakah program tersebut berjalan dengan baik atau menemui kendala.
Untuk mengetahui itu, JOB Tomori melaksanakan monitoring dan evaluasi (Monev). Monev ini, sebagai bentuk komunikasi efektif antara JOB Tomori, erusahaan hulu migas yang beroperasi di Kabupaten Banggai di bawah pengawasan SKK Migas bersama pemangku kepentingan dan masyarakat.
Agenda Monev adalah agenda tahunan. Setiap tahun digelar monev di akhir tahun.
Sejak tahun 2014, JOB Tomori telah berusaha membina 42 kelompok herbal dan UMKM. Sepuluh kelompok pertanian sehat, 51 kelompok nelayan, 3 kelompok pemuda dan 1 kelompok Bank Sampah. Program pemberdayaan tersebar di seluruh wilayah operasi.
Berdasarkan hasil Monev tahun 2023, kelompok binaan yang masih tetap bertahan terdiri dari kelompok herbal dan UMKM 13 kelompok, kelompok pertanian sehat menjadi 8 kelompok, kelompok nelayan 4 kelompok, kelompok pemuda 2 kelompok, satu bank sampah masih bertahan hingga saat ini.
Rumah Pemberdayaan Ibu dan Anak (RPIA) mengalami penambahan dari 3 menjadi 4 RPIA. Termasuk pendampingan terhadap BumDes di wilayah Kecamatan Moilong dan Kecamatan Batui Selatan. Ada pula pendampingan terhadap Komuniatas Adat Terpencil (KAT) Loinang, Dusun Tombiobong, Desa Maleo Jaya, Kecamatan Batui Selatan.
“Harapan besar JOB Tomori agar setiap program pemberdayaan yang dilaksanakan terus berkelanjutan. Kami menyampaikan apresiasi atas dukungan yang diberikan pemerintah dan masyarakat sampai saat ini JOB Tomori dapat menjalankan amanah pemerintah melalui SKK Migas dalam memenuhi kebutuhan energi nasional, serta berkontribusi pada pembangunan negara dan daerah,” ucap tegas Relation Security & Komdev Manager JOB Tomori, Visnu C. Bhawono.
JOB Tomori sebut Visnu, tidak akan selamanya membersamai dalam program pemberdayaan. Posisi JOB Tomori hanya sebagai pendorong. Jika kelompok yang berdayakan telah mandiri, maka akan dikembalikan ke pemerintah. Tiga tahapan monev tahun 2023 kali ini. Tahap pertama, monev dilaksanakan di wilayah Kecamatan Batui Selatan, bertempat di Pantai Wisata Desa Sinorang, Sabu (9/12/2023).
Tahap dua, dilaksanakan di Wisata Banyu Langit Desa Argomulyo, Kecamatan Moilong.

Tahap tiga, dilaksanakan di Kecamatan Mamosalato, Kabupaten Morowali Utara, yang sekalipun saat ini kegiatan produksi minyak bumi di Tiaka Area masih dihentikan, namun tetap melakukan pembinaan terhadap kelompok pemberdayaan yang telah dilakukan pendampingan sebelumnya.
Community Developmant (ComDev) Section Head JOB Tomori, Yudi Yanto di agenda monev tahap satu di Pantai Wisata Desa Sinorang, Sabtu (9/12/2023) menguraikan tujuan agenda demikian.
Yudi menyebut, monev untuk mengevaluasi program pemberdayaan masyarakat yang telah dilaksanakan perusahaan sebelumnya. Kemudian membahas rencana program pemberdayaan tahun berikutnya.
“Monev ini juga menjadi sarana bersama kita untuk mendiskusikan terkait kendala yang dihadapi kelompok penerima manfaat. Termasuk sebagai media bertukar pengalaman antara kelompok yang berhasil menghadapi tantangan, sehingga dapat berkembang,” jelasnya.
Kegiatan monev tahap satu, diikuti 45 orang peserta yang terdiri dari Camat Batui Selatan, Faidil Akbar Dg. Pasau S.Tp, kepala desa dan BPD dari 10 desa di wilayah Kecamatan Batui Selatan.
Rektor Universitas Muhamadiah Luwuk, Sutrisno K. Djawa serta kelompok binaan penerima manfaat, seperti BumDes, UMKM, Kelompok Herbal, Kelompok Pertanian Organik, Kelompok Nelayan, Rumah Pemberdayaan Ibu & Anak (RPIA) mengikuti agenda monev tersebut.
Monev tahap dua diikuti 42 peserta. Terdiri dari Camat Moilong, Ihwan Ahmad, kepala desa dan BPD sekitar wilayah operasi serta kelompok pemberdayaan penerima manfaat.
Camat Batui Selatan, Faidil Akbar di kesempatan monev tahap pertama menyampikan bahwa prestasi yang diraih Pemda Banggai menaikkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2024 menjadi Rp3,1 triliun, terdapat juga kontribusi JOB Tomori melalui pos pendapatan Dana Bagi Hasil (DBH) Migas, sehingga keberlanjutan produksi migas merupakan kewajiban bersama semua pihak.
“Kami memberikan apresiasi kepada JOB Tomori. Selain telah berkontribusi pada peningkatan pendapatan daerah, juga berupaya membedayakan masyarakat dan melibatkan akademisi. Apabila terdapat kendala di lapangan, bukan program pemberdayaannya yang salah, namun komunikasi dan koordinasi kita yang perlu ditingkatkan. Tidak berjalan sendiri-sendiri agar berjalan beriringan antara program pemerintah dengan program pemberdayaan perusahaan,” tegas Faidil.
Di kesempatan tersebut, pemerintah desa dan BPD meminta agar ke depan JOB Tomori melibatkan sebagai pengawas langsung di setiap program pemberdayaan, demi menjamin keberlanjutan dari setiap usaha masyarakat, menuju kemandirian. (**)
**) Ikuti berita terbaru Obormotindok.co.id di Google News