Kepala Dispar Banggai Promosikan Potensi Wisata Alam dan Budaya di Jogja

oleh
Penulis: Amar  |  Editor: Redaksi

OBORMOTINDOK.CO.ID. YOGYAKARTA– Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Banggai, Ismed M. Wardhana, S.STP., M.S., memperkenalkan beragam potensi wisata unggulan Kabupaten Banggai dalam kegiatan bertajuk “Kolaborasi Harmoni Budaya dari Nusantara untuk Dunia” yang digelar oleh SKK Migas dan JOB Tomori di Yogyakarta, Kamis, 18 Desember 2025.

Pemaparan tersebut disampaikan Ismed di hadapan sejumlah tokoh dan pejabat, di antaranya Visnu Cekti Bhawono selaku RSC Manager JOB Tomori, M. Ary Bagus Pratomo (SKK Migas Kalsul), Yetti Martanti, S.Sos., M.M. (Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta), Wahyu Hendratmoko, S.E., M.M. (Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta), Dr. Suwarno Wisetrotomo, M.Hum. (ISI – Kebudayaan), serta Dr. Petrus Gogor Bangsa (ISI – Hubungan Internasional).

Melalui tayangan video singkat, Ismed memperkenalkan Air Terjun Mokokawa yang dapat ditempuh sekitar satu jam perjalanan dari Ibu Kota Kabupaten Banggai, Luwuk. Destinasi tersebut, kata dia, akan terus dikawal dan dikembangkan oleh pemerintah daerah.

Ia menjelaskan, Kabupaten Banggai memiliki bentang alam lengkap, mulai dari laut hingga pegunungan, dengan kondisi alam yang masih terjaga keasriannya.

BACA JUGA:  Dorong UMKM Desa, JOB Tomori Gelar Pelatihan Kewirausahaan di Moilong

“Untuk potensi wisata alam, Banggai boleh sedikit sombong. Keindahan alam kami masih alami dan tidak kalah dengan daerah-daerah yang sudah terkenal,” ujar Ismed.

Selain air terjun, Banggai juga memiliki Pulau Dua, destinasi wisata bahari yang pernah dikunjungi Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti serta Tito Karnavian.

“Laut Banggai itu masih sangat asli,” tambahnya.

Ismed menyebutkan, dari total 261 desa di Kabupaten Banggai, seluruhnya memiliki potensi wisata dan budaya. Pemerintah daerah pun tengah mendorong konsep “Banggai Kota 1.000 Event” dengan pendekatan One Village One Event atau satu desa satu acara, sebagai strategi pengembangan pariwisata berbasis desa.

“Memang kami akui, event kami belum sehebat Jogja. Kami banyak belajar dari Yogyakarta,” tuturnya.

Akses menuju Kabupaten Banggai juga dinilai cukup mudah. Dari Makassar, perjalanan udara ke Luwuk hanya memakan waktu sekitar 1 jam 10 menit.

“Kami punya laut dan gunung yang indah, destinasi alam yang masih alami dan belum over tourism,” jelas Ismed.

BACA JUGA:  Diduga Mabuk dan Ancam Orang, Herman di Amankan Polsek Batui

Saat ini, Banggai memiliki sekitar 168 destinasi wisata, dengan 70 persen di antaranya merupakan hidden gem. Keindahan bawah laut, terumbu karang, hingga kejernihan air masih sangat terjaga.

“Kerusakan terumbu karang sangat kecil, dan yang terdampak sudah kami lakukan konservasi,” katanya.

Ia menambahkan, wisatawan yang menginap di hotel di Luwuk bahkan hanya perlu berjalan kaki sekitar lima menit untuk menikmati snorkeling, pantai, hingga air terjun. Kabupaten Banggai juga dikenal memiliki banyak air terjun yang debit airnya stabil karena kondisi hutan yang masih terjaga.

Dalam bidang budaya, Ismed mengakui Banggai masih perlu banyak belajar dari Yogyakarta. Namun demikian, Banggai telah memiliki identitas budaya sendiri yang terus dikembangkan melalui berbagai event tahunan yang tersebar di desa-desa.

Beberapa event unggulan Kabupaten Banggai Internasional, serta Festival Sastra, selain berbagai kegiatan budaya dan pariwisata lainnya.

Ismed juga menyinggung tantangan sektor pariwisata Banggai, terutama terkait biaya transportasi yang relatif tinggi, persoalan yang umum terjadi di wilayah Indonesia Timur. Pemerintah daerah terus mengupayakan hadirnya maskapai penyeimbang untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.

BACA JUGA:  Ini Cara Bhabinkamtibmas Selesaikan Kasus Penganiayaan di Batui Secara Damai

Berdasarkan survei Dinas Pariwisata, rata-rata lama tinggal wisatawan mancanegara di Kabupaten Banggai mencapai 14 hingga 40 hari, karena adanya paket wisata terpadu dengan daerah sekitar seperti Tojo Una-Una, Banggai Laut, dan Banggai Kepulauan, dengan Banggai sebagai pusat akomodasi.

Dalam kesempatan itu, Ismed juga menyampaikan apresiasi kepada JOB Tomori atas kontribusinya dalam pengembangan pariwisata Banggai. Selama dua tahun terakhir, JOB Tomori bersama Dinas Pariwisata berhasil menginisiasi inovasi konservasi terumbu karang bernama Akar Merah, berupa adopsi karang dengan metode reef reactor yang kini telah mencapai 400 meja karang melalui sistem orang tua asuh.

Pada rangkaian kegiatan Kolaborasi Harmoni Budaya dari Nusantara untuk Dunia, rombongan dari Dinas Pariwisata Kabupaten Banggai juga melakukan kunjungan lapangan ke sejumlah destinasi wisata budaya di Yogyakarta, seperti Keraton Yogyakarta, serta menyaksikan langsung proses pembuatan kerajinan batik yang dibina oleh pemerintah dan komunitas setempat.**