OBORMOTINDOK.CO.ID. Banggai– Sebagai wujud kepedulian terhadap pelestarian adat dan budaya leluhur tanah Batui, komunitas Pemuda Adat Batui bekerja sama dengan Konau Institut menggelar peresmian Wilayah Konservasi Maleo Sambal (KMS), Selasa (13/5).
Kegiatan ini dirangkaikan dengan penanaman 115 pohon kemiri di kawasan konservasi yang terletak di Bungin Sambal, Kelurahan Tolando, Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai.
Prosesi peresmian diawali dengan penandatanganan piagam KMS yang melibatkan sejumlah tokoh penting, di antaranya Lurah Tolando, Sekretaris Lembaga Musyawarah Adat Batui, Daka’nyo Tolando, Binsilo Balantang, serta Ketua Karang Taruna Tolando.
Acara berlangsung khidmat dan sakral, disaksikan langsung oleh tokoh adat Batui dan berbagai elemen masyarakat.
Lurah Tolando, Budiarto K. Abdurahman, S.Sos, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada Konau Institut dan seluruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan kegiatan tersebut.
Ia menilai kegiatan ini memiliki makna penting, tidak hanya bagi pelestarian burung maleo sebagai satwa endemik, tetapi juga untuk menjaga warisan budaya Batui.
“Terima kasih kepada rekan-rekan Konau Institut yang telah bekerja keras menyukseskan kegiatan ini demi keberlangsungan hidup burung maleo di Kecamatan Batui,” ujar Lurah Budiarto.
Ia juga menyampaikan harapan agar seluruh masyarakat dapat bersatu menjaga keberadaan wilayah Konservasi Maleo Sambal sebagai bagian dari amanah leluhur yang telah diwariskan sejak ratusan tahun silam.
“Saya mengajak kita semua untuk terus mendukung dan bergandengan tangan menjaga habitat burung maleo. Tanpa dukungan dari kita, kelangsungan hidup burung maleo bisa terancam,” tambahnya.
Sementara itu, Tokoh Adat Batui, Naim Mariadjang, berharap agar pemerintah dapat segera menyampaikan kepada pihak yang selama ini mengelola penangkaran burung maleo, agar burung-burung yang ada di penangkaran tersebut dapat segera dipindahkan ke wilayah Konservasi Maleo Sambal.**






