Maraknya Pengecer Liar Mainkan Harga Gas Elpiji 3 Kg, Pemkab Morut Turun Tangan

oleh

OBORMOTINDOK.CO.ID. Kolonodale-Kelangkaan dan melambungnya harga gas elpiji (LPG) bersubsidi 3 kilogram di Kabupaten Morowali Utara belakang ini sangat menyusahkan masyarakat.

Selain sulit didapatkan, harga jual elpiji 3 kg telah permainkan pengecer antara Rp 60.000 sampai Rp 95.000. Padahal, pemerintah sudah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) gas elpiji 3 kg di semua daerah.

Di Kecamatan Petasia, Kabupaten Morowali Utara misalnya, HET gas elpiji 3 kg sebesar Rp 27.800 per tabung. Namun di tingkat pengecer ada yang menawarkan hingga Rp 95.000.

Melihat kondisi ini, Wakil Bupati Morut H. Djira K, memanggil sejumlah pimpinan OPD (Organisasi Perangkat Daerah) terkait di ruang kerjanya, Rabu (12/7/2023).

Pertemuan yang dipimpin langsung Wabup itu, diikuti Asisten Administrasi, Perekonomian dan Pembangunan Setda Morut Ir. Ridwan, Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan, Yanismal Botuale, Kabag Perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA) Setda Morut Royke Tobigo, dan Kabid Penegakan Perda, Perbup dan SDA Satpol PP dan Damkar Ederson Engka.

BACA JUGA:  Bersama Meningkatkan Kewaspadaan Terhadap Transmisi Lokal Penyebaran Covid -19, Satgas Covid-19 dan Aliansi Pemuda Batan Bersama JOB Tomori Bagikan Masker dan Vitamin

Maksud pertemuan bersama Wabup tersebut, untuk mengetahui apa penyebab terjadinya kelangkaan serta melonjaknya harga gas tabung elpiji 3 kg, sehingga menyusahkan masyarakat. Terutama masyarakat yang layak menggunakan gas yang disubsidi pemerintah.

Dalam pertemuan itu mencuat, bahwa terjadinya kelangkaan tabung gas elpiji 3 kg antara lain diduga diakibatkan beberapa faktor seperti dugaan terjadinya penimbunan yang dilakukan oknum-oknum tertentu.

Dengan kelangkaan tersebut, para pengecer liar bermuncula seolah memanfaatkan situasi kelangkaan untuk menjual tabung, padahal bukan egen penyalur resmi. Para pengecer liar ini merupakan tangan kedua atau ketiga, yang sudah jelas mencari untung diluar ketentuan resmi pemerintah.

Dugaan berikutnya, pengguna gas elpiji bersubsidi tidak lagi sesuai data resmi. Hal ini mengakibatkan kelangkaan karena ada yang mestinya tidak berhak memakai elpiji bersubsidi tapi faktanya menggunakannya.

BACA JUGA:  Pemda Banggai Adakan Seragam Majelis Taklim Seharga Rp400 Juta

Sebagai contoh, sesuai data resmi pemerintah di Kelurahan Bahontula warga yang berhak menggunakan gas elpiji bersubsidi 3 kg hanya 159 KK. Tetapi faktanya mungkin sudah melampaui jumlah tersebut.

Informasi lainnya, pihak kepolisian kini sedang melacak adanya laporan tentang adanya tabung gas elpiji 3 kg yang dipasok secara ilegal dari Sulsel. Tabung ini kemudian dipasarkan secara gelap dengan harga gila-gilaan.

Untuk mengatasi kelangkaan elpiji tersebut, Wabup meminta kepada semua pihak terkait terutama dari tim pengawas terpadu penyimpanan, pendistribusian dan penjualan elpiji 3 kg bersubsidi untuk mengawasi penyaluran dan peredarannya secara ketat.

Selain itu, Pemda Morut juga memanggil agen resmi penyaluran gas elpiji bersubsidi tersebut untuk mengetahui penyebab kelangkaan dan langkah-langkah untuk mengatasi masalah yang sudah meresahkan masyarakat tersebut.

BACA JUGA:  PT Donggi-Senoro LNG (DSLNG) Dukung Kolaborasi, Inovasi, dan Energi Bersih di IPA Convex 2025

Seperti diketahui, krisis tabung gas elpiji 3 kg bersubsidi tersebut bukan hanya melanda Morowali Utara tapi juga terjadi di beberapa daerah belakangan ini.

Di Morowali harga gas elpiji 3 kg saat ini antara Rp 70.000 – Rp 80.000. Seorang ibu pemilik rumah makan di kawasan perkantoran Bupati Morowali di Bungku mengaku terpaksa membeli tabung seharga Rp 75.000/tabung.

Sejumlah informasi menyebutkan, kelangkaan gas elpiji 3 kg bersubsidi ini juga terjadi dibeberapa daerah seperti Poso dan Kota Palu. Dimana HET gas elpiji 3 kg yang harga HET hanya bekisar Rp 18.000 sampai Rp 20.000, akan tetapi pada pengecer harganya sangat melambung. Akibatnya tim pengawas bertindak tegas dengan menyita penjualan tabung di atas HET.**

**) Ikuti berita terbaru Obormotindok.co.id di Google News klik link ini dan jangan lupa Follow.