PDAM Batui Klarifikasi Tak Ada Pelanggan Bernama Asrin di Kompleks LDII Tolando

oleh

OBORMOTINDOK.CO.ID. Banggai Petugas PDAM Batui, Padli Amir Abd Wahid, memberikan klarifikasi terkait pemberitaan sebelumnya mengenai warga bernama Asrin di Kompleks LDII Tolando yang dikabarkan mengalami masalah air bersih. Menurut Padli, tidak ada pelanggan PDAM atas nama Asrin di wilayah tersebut.

“Dari data kami, tidak ada warga di Kompleks LDII, Kelurahan Tolando, yang tercatat sebagai pelanggan air bersih PDAM,” tegas Padli saat dikonfirmasi.

BACA JUGA:  Musrenbang Sudah, Realisasi Belum: Jalan Rusak Tingki-Tingki Masih Terbengkalai

Meskipun demikian, Padli dan tim tetap turun langsung ke lapangan untuk mengecek kondisi distribusi air di Kompleks Perkebunan, Kelurahan Tolando.

Warga setempat mengeluhkan bahwa pasokan air sering mati dan hanya mengalir pada malam hari, kemudian kembali mati di pagi hari.

Kepala PDAM Batui, Irsan, menawarkan pada warga, bahwa pihaknya berencana mengalihkan sambungan air pelanggan di Tolando ke jalur pipa yang berada di wilayah Kelurahan Batui. Namun, hal ini membutuhkan partisipasi warga dalam membiayai pengadaan pipa dan perlengkapan lainnya.

BACA JUGA:  Hadiri Launching Buku, Gubernur Sulteng: Jangan Pernah Berhenti Belajar dan Tidak Ada Kata Tamat Belajar

“Kami hanya sebatas operator lapangan. Semua kebijakan, termasuk penganggaran dan desain sistem aliran air, merupakan kewenangan kantor pusat PDAM di Luwuk,” ujar Irsan.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa pihaknya masih menunggu persetujuan anggaran dari PDAM Luwuk untuk dapat melakukan perbaikan jaringan air di wilayah Batui.

BACA JUGA:  Morowali Utara Raih Nilai Istimewa pada Indeks Reformasi Hukum Tahun 2024

Sementara itu, warga Tolando menyampaikan keluhan terkait kewajiban membayar iuran bulanan, meskipun pasokan air sering terputus. Bahkan, jika terlambat membayar, mereka dikenai denda sebesar Rp10.000/bulan.

Warga berharap Pemerintah Kabupaten Banggai dapat segera mendesak PDAM Luwuk untuk menuntaskan persoalan air bersih yang sudah lama dikeluhkan oleh masyarakat di wilayah Batui. (Sal).