OBORMOTINDOK.CO.ID. Sulteng— Lonjakan harga beras di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, mendorong respons cepat dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah.
Gubernur Dr. H. Anwar Hafid, M.Si langsung menginstruksikan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk mengambil langkah strategis demi menjaga stabilitas harga dan menjamin ketersediaan pasokan beras di pasar.
Sebagai salah satu sentra produksi beras terbesar di Sulawesi Tengah, Parigi Moutong justru mengalami kenaikan harga yang signifikan. Harga beras dilaporkan sempat menembus Rp18.000 per kilogram, jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) nasional untuk beras medium sebesar Rp12.500/kg.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Sulteng, Dr. Rudi Dewanto, SE, MM memimpin pengecekan langsung ke dua pasar tradisional utama di Parigi, yakni Pasar Sentral Tagonu dan Pasar Tolai, didampingi instansi terkait.
Dalam rapat persiapan pengecekan, Rudi mengungkapkan bahwa tingginya arus keluar beras dari Parigi Moutong ke provinsi tetangga seperti Gorontalo dan Manado menjadi penyebab utama kenaikan harga. Petani cenderung menjual hasil panen ke luar daerah karena iming-iming harga yang lebih tinggi.
“Harga di luar provinsi memang lebih menggiurkan. Kita harus menjaga agar pasokan untuk kebutuhan lokal tetap tersedia,” ujar Rudi dalam rapat di ruang Wakil Bupati Parigi Moutong, Jumat (18/7/2025).
Sebagai solusi, Rudi menekankan pentingnya intervensi pemerintah daerah dan BULOG. Ia mengusulkan agar petani menyisihkan minimal 20% hasil panen untuk dikelola oleh Perum BULOG Sulteng, sesuai kesepakatan awal tahun 2025 antara Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, BULOG, pelaku usaha penggilingan padi, dan Kodam XIII/Merdeka.
Selain itu, ia meminta Pemkab Parigi Moutong untuk segera mengusulkan daftar nama pedagang yang bisa menjadi mitra BULOG dalam pendistribusian beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan), guna menambah suplai beras medium di pasar dan menekan gejolak harga.
Dari hasil inspeksi lapangan, harga beras medium di dua pasar utama masih sesuai HET, yakni Rp12.500/kg. Jenis beras lainnya dijual seharga Rp16.000/kg. Temuan ini sekaligus membantah laporan sebelumnya yang menyebutkan harga menembus Rp18.000/kg.
Pimpinan Wilayah Perum BULOG Sulteng, Elis Nurhayati, SE, Ak, M.Ak, menegaskan bahwa stok cadangan beras pemerintah saat ini cukup aman. Per 17 Juli 2025, tersedia 10.653 ton beras di tiga gudang yang tersebar di wilayah Parigi Moutong.
Sebagai tambahan, BULOG mendapat penugasan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk menyalurkan beras SPHP sebanyak 13.056 ton sepanjang Juli hingga Desember 2025.
Beras SPHP dijual dari gudang seharga Rp11.000/kg dalam kemasan 5 kg melalui koperasi, pasar rakyat, outlet pangan pemerintah, dan Gerakan Pangan Murah (GPM).
Bantuan pangan berupa beras juga disalurkan untuk alokasi Juni dan Juli 2025 dengan volume 4.483 ton kepada 224.148 penerima manfaat di Sulawesi Tengah, berdasarkan data BNBA dari Kementerian Sosial.
Langkah Serupa Juga Dilakukan Pemkab Banggai
Di Kabupaten Banggai, kenaikan harga beras juga menjadi perhatian serius. Bupati Banggai, H. Amirudin
Dalam arahannya, Bupati Amirudin menegaskan kepada para pelaku usaha penggilingan padi untuk segera mendistribusikan stok yang tersedia dan tidak menahannya demi keuntungan.
“Kalau masih ada stok, tolong segera dipasarkan. Jangan disimpan-simpan. Setelah ini, kami akan turun langsung untuk sidak,” tegas Bupati saat Rapat Koordinasi Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di Ruang Rapat Kantor Bupati Banggai, Rabu (16/7/2025).
Pemkab Banggai juga berencana melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah penggilingan padi guna mencegah praktik penimbunan beras yang berpotensi menimbulkan inflasi daerah.
Laporan dari Dinas TPHP dan Dinas Ketahanan Pangan menyebutkan masih ada stok beras yang mengendap di wilayah sentra produksi. Bupati pun memberikan peringatan keras:
“Jangan tunggu harga naik. Kalau ada yang menahan distribusi, itu pelanggaran undang-undang,” ujarnya.
Pemerintah Provinsi dan Kabupaten terus berupaya menjaga stabilitas harga pangan dan daya beli masyarakat, terutama menjelang musim paceklik.
Kolaborasi antara pemerintah, BULOG, dan pelaku usaha diharapkan mampu meredam tekanan pasokan dan menstabilkan harga beras di wilayah Sulawesi Tengah.
Turut hadir dalam pengecekan dan rapat koordinasi ini antara lain:Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulteng Nelson M, SP, Kepala Dinas Pangan Rustam A, S.Ag, M.Si, Karo Ekonomi Setda Sulteng Yunarto Pasman, Satgas Pangan Polda Sulteng, Perwakilan Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Perwakilan Dinas Perkebunan dan Peternakan, Perwakilan Bank Indonesia Sulteng, Asisten II Setda Kabupaten Parigi Moutong Syamsu Nadjamudin, S.Pd dan Kades Tolai Timur Made Sukanto **