OBORMOTINDOK.CO.ID. Banggai— Sejumlah pedagang yang beraktivitas di dalam kawasan Pasar Rakyat Batui, Kabupaten Banggai, menyayangkan sikap Pemerintah Daerah yang dinilai tidak tegas dalam melakukan penertiban terhadap pedagang liar.
Pasalnya, bangunan baru yang dibangun melalui dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp2,75 miliar hingga kini belum difungsikan secara optimal.
Ironisnya, banyak pedagang justru lebih memilih berjualan di luar area pasar, tepatnya di pinggir jalan raya Trans Sulawesi.
Keberadaan mereka tidak hanya melanggar aturan, tetapi juga mengganggu kelancaran arus lalu lintas di kawasan tersebut.
Pemerintah Kabupaten Banggai sebenarnya telah menyediakan fasilitas kios yang lebih layak dan nyaman di dalam area pasar. Namun, hingga kini, para pedagang sembako dan ikan masih bertahan di bahu jalan.
Masyarakat menilai, Camat Batui sebagai perpanjangan tangan Pemerintah Daerah perlu segera mengambil langkah konkret dalam menertibkan para pedagang tersebut.
Safaa Wahid, salah satu pedagang yang telah menempati area dalam pasar, mengungkapkan kekecewaannya atas ketidaktegasan pemerintah. Ia menilai persoalan ini sudah berlangsung lama tanpa ada penyelesaian nyata.
Menurut Safaa, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kabupaten Banggai sudah menyurati Pemerintah Kecamatan Batui agar segera mengarahkan pedagang yang berjualan di bahu jalan untuk menempati kios-kios yang telah disiapkan di bangunan baru.
“Kami berharap Camat Batui segera ambil tindakan tegas. Disperindag sudah menyurati kecamatan, tapi sampai sekarang tidak ada hasilnya,” ujar Safaa, Kamis (17/4/2025).
Ia juga menyesalkan dana APBN yang telah digelontorkan justru tidak dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
“Percuma pemerintah kasih anggaran Rp2,7 miliar, tapi tidak dimanfaatkan. Kami yang sudah masuk ke pasar merasa dirugikan,” tambahnya.
Salah satu pengguna jalan yang enggan disebutkan namanya mengaku sangat terganggu dengan aktivitas jual beli di bahu jalan dekat Pasar Batui.
Ia mengatakan bahwa setiap Jumat pagi, arus lalu lintas menjadi sangat padat karena pengunjung menumpuk di area luar pasar.
“Lebih baik pemerintah bikin jalan baru sekalian. Lewat situ susah sekali. Pasar sudah ada tapi tidak digunakan,” keluhnya.
Warga juga mendesak agar pemerintah segera melakukan penertiban pedagang yang masih berjualan di pinggir jalan. Selain itu, mereka menduga adanya praktik pungutan liar (pungli) di luar pasar resmi. (sal)