OBORMOTINDOK.CO.ID, Luwuk – Bulan Rajab adalah bulan yang sakral dan penuh keistimewaan. Rajab juga merupakan salah satu dari 4 bulan yang dimuliakan Allah SWT. Diantaranya Rajab, Zulqo’dah, Zulhijjah dan Muharram.

Dalam sistem penanggalan Masehi ke Hijriah, bulan Rajab Tahun 2022 sudah dimulai sejak Rabu, 2 Februari kemarin. Sebagaimana hasil yang dirilis Majelis Tarjih Muhammadiyah dan Tajdid PP Muhammadiyah. Sementara untuk NU sendiri, Rajab Tahun 2022 baru dimulai sejak Kamis, 3 Februari hari ini.

Menurut Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Hikmah Kabupaten Banggai, Muhammad Mu’adz, Lc, bulan Rajab adalah bulan yang dilarang untuk melakukan perang. Empat bulan yang dimuliakan Allah SWT dan dilarang untuk berperang adalah Rajab, Zulqo’dah, Zulhijjah dan Muharram.

“Sejahat apapun berperangnya bangsa arab, kalau sudah di bulan yang 4 ini, tidak ada perang, ini salah satu kemuliaan bulan Rajab,” kata Muadz, Kamis (3/2/2022) di rumahnya.

Lanjutnya, berbeda di bulan-bulan lain. Misalnya Ramadhan, itu dibolehkan berperang jika saja ada hal-hal yang mengharuskan untuk berperang.

Dengan kemuliaan bulan Rajab ini, tentu dianjurkan untuk memperbanyak ibadah sunnah. Karena masing-masing bulan hijriah memiliki kemuliaannya sendiri. Ketika Allah memuliakan bulan Rajab, maka Allah memberikan pahala yang besar bagi para pelaku ibadah.

“Mau berpuasa, mau bersedekah, atau amalan lainnya, itu pahalanya dilipatgandakan Allah SWT,” ujarnya.

Sambungnya, misalnya kita mau berpuasa. Tidak ada pembatasan dalam jumlah tertentu berapa hari kita untuk berpuasa.

“Puasa dua hari dapat ini, puasa tiga hari dapat ini, ndak ada, karena hadistnya adalah umum, maka kalau kita melaksanakan puasa, puasa aja, mau berapa hari silahkan,” katanya.

Katanya lagi, Rajab ini adalah bulan yang dekat dengan Ramadhan. Maka sering kita dengar doa yang menyebutkan Ya Allah berkahilah hidup kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikanlah usia kami sampai Bulan Ramadhan.

Lanjutnya, kata ‘Aisya R.A bahwa Rasulullah SAW ketika di bulan Rajab rajin berpuasa, memasuki bulan Sya’ban lebih rajin lagi berpuasa. Sehingganya bisa disebut bahwa dua bulan sebelum Ramadhan yakni Rajab dan Sya’ban adalah bulan pemanasan sebelum kita melaksanakan puasa di Bulan Ramadhan.

“Ketika nanti sampai di Bulan Ramadhan, kita tidak kaget lagi, ketika nanti Ramadhan baru berpuasa dipertengahannya tidak kuat lagi, karena tidak ada pemanasan,” sebutnya.

“Sedangkan pembalap, pemain bola atau pelaku olahraga lainnya sebelum bertanding harus pemanasan dulu biar menghadapi lomba kesiapannya bisa maksimal,” sambungnya.

Seperti itulah kita di Bulan Rajab ini, melatih diri berpuasa, bersedekah dan amalan sunnah lainnya sehingga pada saat hari kemenangan itu tiba di akhir Ramadhan, kita betul-betul merasakan apa yang Allah SWT berikan.

Mu’adz berpesan, di bulan Rajab ini kita harus menyiapkan diri. Membeli yang harus dibeli, menyiapkan semua yang harus disiapkan, fisiknya, mentalnya, ilmunya dan imannya harus disiapkan.

“Ketika masuk Ramadhan, kita semua telah siap, dimana Ramadhan adalah ibadah yang panjang, bukan hanya sekedar satu dua hari,” katanya.

Selain menyiapkan diri, ajak pula keluarga, istri dan anak, kerabat, untuk lebih mengenal Allah SWT. Agar tercipta suasana yang baik dalam rumah dan keluarga.

“Anak-anak dikontrol, di ajari memang dari sekarang untuk melaksanakan ibadah wajib dan sunnah, ajak berpuasa agar ketika Ramadhan tiba, kita bersama keluarga punya kesiapan yang sempurna untuk menjalankan ibadah di bulan suci Ramadhan,” harapnya.(no)

Phian