OBORMOTINDOK.CO.ID. Palu– Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) terus mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagai pilar utama dalam menjaga stabilitas fiskal dan mewujudkan Nawacita BERANI.
Gubernur Dr. H. Anwar Hafid, M.Si, bersama Wakil Gubernur dr. Reny A. Lamadjido, Sp.PK., M.Kes, memimpin rapat strategis guna menggali potensi PAD yang belum tergarap maksimal.
Dalam rapat yang digelar di ruang kerja gubernur pada Jumat (7/3), jajaran Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) serta perangkat daerah terkait turut hadir, termasuk Sekretaris Daerah Dra. Novalina, M.M, Asisten Perekonomian dan Pembangunan sekaligus Plt Kepala BPKAD Dr. Rudi Dewanto, S.E., M.M, serta Kepala Bappeda Dr. Ir. Christina Shandra Tobondo, M.T.
Gubernur menegaskan bahwa keberlangsungan fiskal pada 2025 sangat bergantung pada optimalisasi PAD.
“Satu-satunya harapan kita bisa bertahan di 2025 adalah dari PAD,” ujar Gubernur Anwar Hafid.
Dalam laporan Kepala Bapenda Dr. Rifki Anata Mustaqim, M.Si, terungkap bahwa Dana Bagi Hasil (DBH) dari pemerintah pusat yang belum disalurkan ke Pemprov Sulteng mencapai sekitar Rp300 miliar.
Oleh karena itu, gubernur menginstruksikan Bapenda untuk segera menindaklanjuti pencairan DBH tersebut di Kementerian Keuangan.
Gubernur juga mendorong Bapenda untuk belajar dari Provinsi Kalimantan Timur dalam mengelola PAD, khususnya dalam penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB).
“Tolong kirim staf ke sana untuk belajar,” tegas gubernur, mengingat Kaltim telah sukses meningkatkan PAD dari sektor ini.
Selain itu, Bapenda diminta untuk menyusun data terpilah antara kendaraan industri dan non-industri guna memperjelas potensi penerimaan pajak.
Sebagai pusat industri nikel, Kabupaten Morowali menjadi perhatian khusus dalam strategi peningkatan PAD. Setoran pajak air permukaan dari Morowali mencapai Rp4,3 miliar per bulan, angka yang menunjukkan potensi besar bagi pendapatan daerah.
Selain itu, gubernur menyoroti peluang PAD dari sektor hilirisasi nikel dan mendorong pembentukan payung hukum daerah agar Sulteng dapat memperoleh manfaat maksimal dari aktivitas industri ini.
Untuk mendukung optimalisasi PAD, gubernur menginstruksikan perangkat daerah untuk menyusun data potensi PAD secara lebih akurat. Ia juga berencana mengumpulkan para pelaku usaha guna membahas kontribusi mereka terhadap PAD Sulteng.
Di akhir rapat, Gubernur Anwar Hafid mengajak semua pihak untuk bekerja secara berjamaah dalam bingkai BERANI BERKAH, seraya meyakini bahwa dengan usaha yang disertai doa, segala rezeki yang masih tertunda akan segera mengalir demi kemajuan Sulawesi Tengah.
“Insya Allah dengan berjamaah, semua akan dilancarkan,” pungkasnya.
Dengan strategi yang terarah dan sinergi antarperangkat daerah, gubernur optimis PAD Sulteng dapat menjadi jangkar stabilitas pembangunan di tengah tantangan efisiensi anggaran 2025.**