OBORMOTINDOK.CO.ID. Batui– Isu upah rendah yang diterapkan oleh PT. Mitralanggeng Prama Konstruksi (MPK), terus menjadi sorotan dan disuarakan oleh tenaga kerja lokal di Kecamatan Batui dan Kecamatan Kintom. Para pencari kerja lokal menilai bahwa gaji yang diberikan perusahaan tersebut tidak layak dan jauh di bawah standar yang berlaku di wilayah tersebut.
Para pekerja mengungkapkan bahwa upah tukang yang diberikan PT. Mitralanggeng Prama Konstruksi (MPK), hanya sebesar Rp150 ribu per hari, sementara upah untuk pembantu tukang lebih rendah lagi, yakni Rp125 ribu per hari. Angka ini dinilai tidak rasional jika dibandingkan dengan standar upah harian yang selama ini diterima pekerja di perusahaan lain di Batui.
PT. Mitralanggeng Prama Konstruksi sendiri merupakan perusahaan yang berasal dari Jakarta. Namun kebijakan pengupuhan yang diterapkan terhadap tenaga kerja lokal di proyeknya di Kabupaten Banggai justru menuai kritik dari masyarakat setempat.
Menangapi isu ini, Agus selaku Humas PT. Mitralanggeng Prama Konstruksi menjelaskan bahwa telah melakukan pemerataan tenaga kerja sesuai dengan surat edaran yang berlaku. Dalam proses tersebut, PT Mitra merekrut tenaga kerja dengan rincian dua orang HSE, delapan orang tukang batu beserta helper, serta satu orang drafter.
Selain itu, Agus juga menyebutkan bahwa pekerjaan beberapa lanjutan seperti pembangunan pos jaga, ruang merokok, dan fasilitas lainnya masih dalam tahap pencarian kontraktor lokal yang siap mengerjakannya dengan sistem lelang.
Terkait kebijakan pengupahan, Agus menegaskan bahwa PT. Mitralanggeng Prama Konstruksi telah melakukan pengawasan terhadap perusahaan lain di sekitar lokasi proyek sebelum menetapkan standar gaji pekerja.
“Kami telah melakukan survei terhadap upah yang terjadi di sekitar proyek, dan angka yang ditetapkan adalah hasil dari survei tersebut,” jelas Agus di sela aksi yang terjadi di Dusun Kompanga, Desa Uso, pada Jumat, 28 Februari 2025.
Ketidakpuasan terhadap kebijakan PT. Mitralanggeng Prama Konstruksi (MPK), memicu aksi demo yang dilakukan warga Dusun Kompanga, Desa Uso, Kecamatan Batui. Dalam aksi tersebut, warga menuntut agar PT. Mitralanggeng Prama Konstruksi melibatkan tenaga kerja lokal dari Kompanga dalam proyek yang sedang berlangsung.
Agus sendiri mengakui adanya kekurangan dalam penyebaran informasi terkait kekurangan tenaga kerja di wilayah Kompanga.
Sementara itu, Suriyono, salah satu tokoh pemuda Batui, mendesak pemerintah untuk segera turun tangan menyelesaikan persoalan ini. Menurutnya, sistem rekrutmen dan upah yang diterapkan PT. Mitralanggeng Prama Konstruksi harus dievaluasi dan diperbaiki sebelum muncul tindakan demo yang lebih besar lagi dari pencari kerja lokal.
“PT. Mitralanggeng Prama Konstruksi seharusnya menjalankan hasil kesepakatan dalam sosialisasi di Kantor Camat Batui, di mana efisiensi tenaga kerja lokal harus melalui camat dan dilakukan secara transparan,” tegas Suriyono.
Perlu di ketahui, PT. Mitralanggeng Prama Konstruksi (MPK) akan melaksanakan proyek pembangunan fasilitas baru milik PT Panca Amara Utama (PAU) di Desa Uso, Kecamatan Batui.**