
OBORMOTINDOK.CO.ID. MOILONG- Manajemen PT Panca Amara Utama (PAU) kembali berhasil melepaskan 18 anakan Burung Maleo hasil tetasan inkubator di Suaka Margasatwa Bakiriang, Kecamatan Moilong, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, Rabu (25/10/2023).
Sejak berdirinya pusat penangkaran dan konservasi pada tahun 2016, PT. PAU telah sukses melepaskan 325 ekor Burung Maleo di kawasan Suaka Margasatwa Bakiriang, Kecamatan Batui Selatan. Hal ini merupakan hasil dari kerja sama dengan Prof. Mobius Tanari sebagai Tenaga Ahli Maleo yang mencakup penetasan, pembesaran, reproduksi, hingga pelepasan.
Prof. Mobius Tanari menyatakan, bersama PT. Panca Amara Utama, mereka berhasil melepaskan 18 anakan Burung Maleo, sehingga total anakan yang dilepaskan melalui konservasi Maleo PT. Panca Amara Utama mencapai 325 ekor di Suaka Margasatwa Bakiriang.
Acara pelepasan tersebut dihadiri oleh Pemerintah Kecamatan Batui Selatan, Kapolsubsektor Batui Selatan, Babinsa Moilong dan Batui Selatan, serta Prof. Mobius Tanari sebagai Tenaga Ahli Maleo.
Prof. Mobius Tanari menjelaskan bahwa ini adalah pelepasan ke-10 yang diadakan oleh PT. PAU.
Awalnya, pelepasan ini dijadwalkan pada tanggal 15 Oktober 2023, namun ditunda hingga hari 25 Oktober 2023, seiring dengan pergantian Direktur Panca Amara Utama dari Vinod Laroya ke Kanis Laroya sebagai direktur yang baru.
Prof. Mobius juga menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadiran BKSDA Sulteng, kerena adanya kegiatan di tempat lain. Walau begitu pelepasan anakan burung maleo tersebut telah disampaikan oleh BKSDA Sulteng dan meraka telah mengeluarkan surat yang disampaikan kepada Pemerintah Kecamatan Batui Selatan dan Kecamatan Moilong.
Mobius Tanari menekankan betapa pentingnya upaya pelestarian Burung Maleo di Sulawesi saat ini. Mengingat, situasi kritis yang dihadapinya. Informasi terbaru menunjukkan peningkatan populasi Burung Maleo di alam liar, dan PAU telah berhasil menelurkan Burung Maleo di penangkaran.
Manager ER & Security PT. Panca Amara Utama, Hermawan Adi menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kegiatan pelepasan anakan Burung Maleo tersebut. Hal ini telah menjadi komitmen PT PAU dalam mendukung riset dan pelestarian Burung Maleo sebagai satwa yang dilindungi.
Komitmen ini sejalan dengan nilai-nilai alam, historis, dan kearifan lokal masyarakat adat Babosanyoan, terutama di wilayah Batui dan Batui Selatan.
Dukungan semua pihak sangat dibutuhkan untuk menjaga lingkungan dan melindungi Burung Maleo dari terancam kepunahan.
Program ini akan terus berjalan dan berkembang dengan dukungan dari berbagai pihak.
Selain pelepasan, PAU juga akan menggelar event di kantor pusatnya sebagai penghargaan terhadap Vinod Laroya yang telah purna tugas sebagai Direktur Presiden atau CEO PT. PAU. Acara ini juga sekaligus menjadi pelantikan Kanis Laroya sebagai Presiden Direktur CEO PT. PAU yang baru.
Melalui event ini, PAU semakin terikat dengan perusahaan dan masyarakat dalam menjaga pelestarian alam serta satwa-satwa yang terancam punah.
Sementara itu, Camat Batui Selatan menekankan pentingnya kerja sama antara PT. PAU dan sumber daya alam untuk membangun kecamatan, terutama desa-desa di wilayah Kecamatan Moiling.
Pelepasan Burung Maleo menjadi ikon bagi Provinsi Sulawesi Tengah, khususnya Kabupaten Banggai. Burung Maleo menjadi lambang yang perlu dijaga bersama.(**)
**) Ikuti berita terbaru Obormotindok.co.id di Google News
Tim Redaksi