OBORMOTINDOK.CO.ID. SURABAYA- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama TNI/Polri serta seluruh elemen masyarakat melakukan patroli gabungan guna menertibkan kelompok remaja yang membawa senjata tajam (sajam). Kegiatan ini digelar setiap malam hingga dini hari.

BACA JUGA: Bupati Amirudin Resmikan Bimtek Administrasi Dan Kelembagaan PKK

Karenanya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengimbau peran serta orang tua untuk mencari atau menghubungi anak-anaknya, jika belum pulang ke rumah lebih dari pukul 21.00-22.00 WIB. Sebab, munculnya remaja bersajam ini sering meresahkan warga yang kerap kali menimbulkan gejolak sosial.

“Kalau putrane njenengan, tonggone njenengan jam 21.00-22.00 WIB dorong moleh anak e digoleki (anak anda, tetangga anda, jam 21.00-22.00 WIB belum pulang, anaknya dipanggil). Dipadosi (dicari), dingkken sinau (disuruh belajar), mboten kleweran nang embong (tidak keluyuran di jalan),” kata Wali Kota Eri Cahyadi, Jum’at (9/12/2022).

Menurutnya, orang tua yang peduli dan menyadari perubahan sikap anaknya, akan langsung mencari dan menghubungi anak-anak apabila belum kembali ke rumah saat larut malam.

BACA JUGA: Kecamatan Gedangan Juara kedua BPHTB Tahun Ini, Sumbang 58 Milyar ke Pemkab Sidoarjo

Maka, ia juga meminta camat dan lurah se-Kota Surabaya untuk memberikan sosialisasi kepada para orang tua terkait pentingnya menjaga anak-anak agar tak bermain di jalanan pada malam hari.

“Ini yang harus dimunculkan di hati warga Surabaya, ayo camat-lurah dikandani (diberitahu) warganya per RW, sosialisasikan kalau anaknya belum pulang harus dicari. Ojok (jangan) ngomong biasa, lek wes (kalau sudah) ngomong biasa, onok (ada) masalah akhire sing getun wong tuo ne (yang kecewa orang tuanya),” ujar dia.

Oleh karena itu, ia meminta kepada orang tua untuk mencintai dan menyayangi anak-anaknya. Serta, segera sadari perubahan perilaku yang dilakukan oleh anak-anaknya. Sebab, ia tak ingin, jika masih ada remaja yang terjaring dan membuat orang tuanya menangis karena tingkah laku mereka yang merugikan banyak pihak.

“Saat anaknya terjaring, dipanggil orang tuanya, menangislah orang tuanya karena tidak mengetahui anak-anaknya ikut (kelompok) begitu. Maka, keluarga harus mencari anaknya dan membuat anaknya Berakhlakul karimah,” pungkasnya. (Muz)

BACA JUGA: Komnas PPLH Korwil Jatim Siap Menjaga Kelestarian Alam Bersama Gubernur

Phian