OBORMOTINDOK.CO.ID, – PT Donggi-Senoro LNG melepasliarkan 12 ekor burung maleo (Macrocephalon maleo) hasil konservasi eksitu dari fasilitas Pusat Konservasi Maleo DSLNG ke habitatnya di Suaka Margasatwa Bakiriang, Kecamatan Moilong Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, Jumat (10/12/2021).
BACA JUGA: Dorong Peningkatan Kualitas Pers Daerah, DSLNG Gandeng LPDS Gelar UKW
Pelepasliaran dilakukan External Relations Manager DSLNG Ardya Yosy Rahardjo bersama tim DSLNG bersama pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah diwakili Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK) Bakiriang I Nyoman Ardika. Ikut hadir Ketua Pusat Pengkajian dan Pengembangan Satwa Endemik Sulawesi Mobius Tanari, perwakilan masyarakat adat Batui Jam’un Hakim, serta para pemuda aktivis lingkungan Batui dari Komunitas Pecinta Maleo.
Pelepasliaran ini sudah dilakukan beberapa kali oleh DSLNG. Burung-burung endemik Sulawesi ini adalah hasil penetasan telur menggunakan teknologi inkubator di fasilitas konservasi maleo DSLNG. Konservasi maleo DSLNG yang berdiri sejak 2013 silam merupakan wujud keseriusan DSLNG sebagai perusahaan pengolahan gas alam cair di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah dalam melestarikan burung terancam punah ini.
BACA JUGA: DSLNG Terima Penghargaan Keselamatan Migas 2021
“Sejak fasilitas konservasi maleo didirikan pada 2013 lalu, sudah ratusan ekor burung maleo yang kami lepasliarkan,” terang External Communication Supervisor DSLNG Rahmat Azis.
Selama ini upaya konservasi Maleo di luar habitatnya (eksitu) oleh DSLNG dipusatkan di Pusat Konservasi Maleo DSLNG yang berlokasi di area Kilang DSLNG di Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah.
Dari penangkaran ini, DSLNG telah melepasliarkan ratusan anakan Maleo di habitatnya di Suaka Margasatwa Bakiriang.
Anakan maleo ini berasal dari telur-telur sitaan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah yang kemudian ditetaskan di inkubator dan dibesarkan di kandang-kandang pemeliharaan fasilitas konservasi.
DSLNG bahkan menjadi yang pertama dalam sejarah berhasil menetaskan burung Maleo generasi Fillial 1 dari hasil perkawinan burung Maleo hasil penangkaran eksitu-nya pada 2019.
BACA JUGA: Hindari Kejahatan Siber, DSLNG Gelar Webinar Etika Bermedia Sosial dan Keamanan Data Digital
Sejak diresmikan pada 5 Juni 2013, fasilitas konservasi maleo DSLNG telah menjadi konservasi eksitu pertama di dunia dan karenanya diberi penghargaan dari United Nations Environmental Programme (UNEP), Badan PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) yang membidangi lingkungan hidup pada peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 5 Juni 2013.
Selain sebagai tempat konservasi, Maleo Conservation Center DSLNG juga berfungsi sebagai sarana edukasi lingkungan yang terbuka bagi masyarakat umum. (*)