Ketua KNTI Bangkep Dukung Gerakan TUGU DESA Gagasan Kadis PMD

oleh

OBORMOTINDOK.CO.ID.  Bangkep– Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Kabupaten Banggai Kepulauan menyatakan dukungan penuh terhadap program TUGU DESA (Sabtu Minggu di Desa) yang digagas oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Bangkep, Muh. Aris Susanto.

Menurut Ketua KNTI, TUGU DESA adalah sebuah inovasi pelayanan yang membumi dan menyentuh langsung kebutuhan masyarakat desa. Program ini dianggap mampu menciptakan ruang dialog yang terbuka antara pemerintah dan warga, serta mempercepat respon terhadap persoalan-persoalan di desa.

BACA JUGA:  Polisi Tahan Ibu Pelaku dalam Bentrokan Desa Mohoni, Total 11 Tersangka

“TUGU DESA merupakan bentuk nyata kehadiran pemerintah di tengah masyarakat. Ini bukan hanya sekadar kunjungan, tapi juga wujud kepedulian dan komitmen terhadap kemajuan desa,” ujar Ketua KNTI Bangkep, Jumat, 20 Juni 2025.

Program ini mendapat apresiasi karena mengedepankan pendekatan humanis, responsif, dan kolaboratif—dimana Kepala Dinas PMD turun langsung ke desa-desa setiap akhir pekan atau hari libur untuk mendengar aspirasi, memberikan pelayanan, dan memperkuat sinergi pembangunan desa.

BACA JUGA:  Bupati Morowali Utara tidak akan Beri Izin ASN Ikuti Pilkades

Dikenal sebagai tokoh masyarakat yang pernah menjabat sebagai Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Banggai Kepulauan, Jemianto menegaskan bahwa inisiatif seperti TUGU DESA harus terus didukung bersama agar pembangunan desa benar-benar berpijak dari bawah dan sesuai kebutuhan masyarakat.

Ia juga menambahkan bahwa model pelayanan seperti ini perlu direplikasi dan dikembangkan oleh berbagai institusi lain, agar semangat keterlibatan langsung dalam membangun desa tidak hanya menjadi slogan, tetapi budaya kerja yang nyata dan konsisten.

BACA JUGA:  Politikus PKS Ini Dorong Warga Jakarta Protes Undang-Undang Ibu Kota Negara Pindah ke Kalimantan Tengah

Menurutnya, partisipasi aktif masyarakat akan tumbuh apabila ada ruang yang dibuka dan dipelihara secara terus-menerus. Program seperti TUGU DESA adalah salah satu wujud pembukaan ruang itu, sekaligus memperlihatkan bahwa desa bukan sekadar objek pembangunan, tetapi subjek utama yang harus diberdayakan.**