Maraknya Keluhan Soal BBM Bersubsidi, Ir. Amirudin : Harusnya Kuotanya Cukup Sesuai Perhitungan

oleh
oleh

OBORMOTINDOK.CO.ID. Luwuk- Ir. Amirudin menjawab soal ketersediaan stok atau kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang marak dikeluhkan oleh warga masyarakat Kabupaten Banggai.

Selain itu pula ia pun menjawab tentang isu yang kerap dikeluhkan warga masyarakat nelayan maupun petani yang terbilang susah mendapatkan jatah BBM bersubsidi.

Calon kepala daerah (Cakada) Banggai ini, mengatakan jika pemenuhan kuota BBM subsidi telah dihitung sesuai jumlah penerima atau kuota.

Ia mengaku sangat paham dengan hal ini, bahkan kata dia, menurut pengalamannya saat masih bergabung dengan Pertamina, mereka mencari lembaga swadaya masyarakat (LSM).

Yang bisa bekerja untuk menyosialisasikan kepada masyarakat, agar tidak menggunakan BBM bersubsidi.

Pasalnya, nilai BBM subsidi terbilang sangat besar setiap bulannya yang dikeluarkan oleh negara.

Namun demikian, semasa ia menjabat sebagai Bupati Banggai, sebagai perwakilan pemerintah tentunya telah menghitung berapa jumlah kuota kebutuhan masyarakat terkait BBM subsidi.

Tetapi nyatanya, BBM subsidi ternyata tidak pernah cukup. ” Seharusnya ini cukup, berdasarkan hitungan matematika dikatakan cukup, karena itu menjadi usulan kita,”bebernya, dalam acara Talk Show, Senin malam, 7 Oktober 2024.

Menurut Ir. Amirudin, kekurangan stok kuota BBM dikarenakan begitu banyak orang-orang yang memiliki kemampuan tetapi mengambil BBM bersubsidi.

Padahal ini menyangkut hidup orang banyak, apalagi menurut agama ini dikatakan haram.

“Mengapa demikian, karena BBM bersubsidi hanya diberikan untuk mereka yang memiliki ekonomi lemah. Pengusaha? Tidak boleh main BBM subsidi,” pungkasnya.

Sebab jika ini diambil, kata dia, sama halnya dengan mengambil hak orang-orang golongan dibawah menengah.

Bahkan ia mengatakan Pemda sendiri pun tak boleh menggunakan BBM bersubsidi, apalagi mobil dinas, sebab perhitungannya adalah untuk peruntukan nonsubsidi.

BACA JUGA:  Agar Tertib Semua Donasi Pencegahan Covid-19 Hendaknya Disalurkan Melalui Tim Gugus Tugas

“Bapak ibu bisa lihat, saya sendiri memiliki SPBU, tetapi saya tidak mau menjual BBM bersubsidi, karena ada ketakutan jangan sampai kita menggunakannya, sebab hukumnya cukup berat, apalagi memakan harta orang yang memang bukan milik kita,” terangnya.

Ia pun memberikan solusi terhadap penggunaan BBM subsidi asalkan memiliki kesadaran, khususnya kepada pemilik usaha.

Kalaupun mereka menyadari hal tersebut, Ir. Amirudin meyakini bahwa nasib petani dan nelayan bakal baik-baik saja.

“Saya yakin para petani tidak akan berteriak begitupun nelayan, sebab berdasarkan perhitungannya itu cukup,”

Saat ini penerapan dalam pembelian BBM bersubsidi telah menggunakan sistem barcode.

Meskipun begitu, Amirudin menilai dalam penggunaan sistem barcode pun masih juga diperjual belikan.

Inilah yang kemudian menjadi problem di tengah masyarakat, sehingganya seolah-olah BBM bersubsidi itu tidak pernah mencukupi. (*)