OBORMOTINDOK.CO.ID – Perum Bulog Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah optimistis dapat merealisasikan penyerapan beras dari petani sampai 16 ribu ton pada 2022.
Menurut Kepala Kanwil Bulog Sulteng, David Susanto, berdasarkan arahan pusat target pada 2022 terbilang menurun jauh dibanding 2021 mencapai 30.500 ton.
“Targetnya menurun hampir setengah dari tahun sebelumnya yakni 16 ribu ton, sedangkan yang tercapai 2021 adalah lebih dari 15 ribu ton, atau 50 persen dari target yang diberikan,” kata Kepala Kanwil Bulog Sulteng, David Susanto kepada ANTARA di Kota Palu, Rabu 26 Januari 2022.
Ia menjelaskan, salah satu kendala utama pihaknya tak dapat memenuhi target sebelumnya, adalah faktor cuaca yang sudah tidak lagi sama sehingga menyulitkan petani lokal, untuk menentukan masa tanam maupun masa panen.
Kemudian pengolahan pasca panen, rata-rata para petani yang ada saat ini masih menggunakan mesin konvensional maupun tradisional atau sering dikenal mesin satu pass (one pass).
Sehingga, akan berbeda jauh beras yang dihasilkan saat dilakukan pengolahan kembali berdasarkan standar serapan beras Bulog, dengan cara memisahkan broken serta menir beras.
Namun demikian, pihaknya optimistis pada tahun ini dapat mencapai target yang sudah diberikan itu, untuk menyerap beras dari petani lokal.
Dari hasil komunikasi dengan para petani yang menjadi mitra Bulog, diketahui mereka telah mampu menyesuaikan diri dengan berbagai kondisi cuaca yang ada saat ini.
Tidak menutup kemungkinan, target serapan beras dari petani akan melebihi dari target yang diberikan.
“Karena kita juga masih punya stok 15 ribu ton di dalam gudang saat ini, serta pada Maret atau April nanti akan ada musim panen raya sehingga cukuplah untuk satu tahun ke depan, karenanya kita juga optimis target tahun ini yang 16 ribu ton itu akan tercukupi sedikit demi sedikit,” katanya.
Ia menambahkan, pada dasarnya hal semacam itu adalah bentuk dari strategi Bulog guna menjaga kestabilan harga, maupun stock beras di pasar.
“Panen raya itu untuk menjaga jangan sampai di pasar kosong stock berasnya agar harga terus normal, tentu dengan kualitas premium,” tambahnya.
David menyampaikan cara seperti itu akan mendekatkan antara petani, konsumen dan pelaku usaha . Sehingga, pembelian Bulog maksimal dan stabilisasi harga juga tercapai. *
Sumber: Antara
Discussion about this post