OBORMOTINDOK.CO.ID.– Koordinator Wilayah Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Sulteng, Noval A Saputra, Jumat, (24/09/2021) menegaskan, bahwa momentum di Hari Tani Nasional (HTN) tahun ini harus menjadi refleksi untuk terus memperjuangkan dan kedaulatan bagi petani.

Menurutnya, konflik agraria struktural antara petani dengan koorporasi melalui izin izin HGU, IUP terus meningkat. Sehingga petani yang notabenenya sandaran produksi yaitu tanah, sering tersingkir dan terasing dari lapangan kerja.

Hal ini terjadi kerena adanya ketimpangan sosial dan monopoli pengusaha tanah skala besar, padahal kata Dia, seyogyanya petani adalah sektor riel sebagai penyangga ketersedian pangan. Namun hari ini diibaratkan petani, bagaikan tikus mati di lumbung padi itu sendiri.

Noval menyebutkan bahwa angka kriminalisasi serta penangkapan terhadap petani terus meningkat. Dibeberapa Daerah ketika para petani memperjuangkan hak tanah mereka, hal ini juga sering terjadi intimidasi dan represif oleh aparatur Negara.

Noval mengatakan melalui Hari Tani Nasional dan pelaksanaan Musyawarah Nasional KPA yang ke VIII, menyatukan kekuatan serta membangun koalisi pembela hak atas tanah untuk keselamatan rakyat.

Mari kita satukan perjuangan ini, dengan berupaya segala cara untuk keadilan agraria”,tegasnya.(lus/aa)

Phian