OBORMOTINDOK.CO.ID. PALU– Inflasi tahunan (year-on-year) Sulawesi Tengah pada Januari 2025 tercatat sebesar 0,02%, menempatkan provinsi berjuluk Negeri Seribu Megalit ini dalam daftar sepuluh besar provinsi dengan tingkat inflasi terendah di Indonesia.
Hal ini disampaikan oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setdaprov Sulawesi Tengah, Dr. H. Rudi Dewanto, S.E., M.M., saat membuka High Level Meeting (HLM) dan Capacity Building Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi serta Kabupaten/Kota se-Sulawesi Tengah, yang digelar secara hybrid di Ruang Polibu, Kantor Gubernur, Selasa (11/2).
Menurutnya, capaian ini merupakan hasil koordinasi dan sinergi berbagai unsur dalam TPID, sekaligus menjadi pencapaian manis di penghujung kepemimpinan Gubernur Rusdi Mastura yang akan berakhir pada 20 Februari 2025.
Dalam kesempatan tersebut, Rudi Dewanto menekankan pentingnya kesiapan menghadapi tantangan inflasi menjelang bulan suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.
“Hasil rapat koordinasi inflasi dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) kemarin (10/2) menunjukkan bahwa ada tiga komoditas utama yang perlu diwaspadai karena berpotensi menyumbang inflasi, yaitu cabai, minyak goreng, dan gula pasir,” ujarnya.
Ia merinci, terdapat 244 kabupaten/kota yang berpotensi mengalami inflasi cabai, 162 kabupaten/kota berisiko terhadap inflasi minyak goreng, serta 131 kabupaten/kota yang berpotensi mengalami inflasi gula pasir.
“Mari bersama-sama kita antisipasi pergerakan harga tiga komoditas ini,” ajaknya.
Untuk menjaga stabilitas harga dan stok pangan, Rudi Dewanto mendorong optimalisasi program Warung Komoditi Pangan (Warkop) serta menjadikannya inovasi unggulan daerah guna meraih TPID Award.
Ia juga menekankan pentingnya program pasar murah yang terbukti membantu masyarakat mendapatkan bahan pangan berkualitas dengan harga terjangkau.
Di sektor logistik, ia meminta agar proses bongkar muat bahan pangan di pelabuhan menjadi prioritas guna mencegah kelangkaan dan lonjakan harga.
Selain itu, strategi lain yang ditekankan adalah, Pengendalian inflasi berbasis data yang akurat. Mitigasi bencana dan pengamanan jalur distribusi pangan.
Dan Edukasi masyarakat agar menghindari panic buying, pemborosan pangan, serta penimbunan bahan pokok.
“Mari kita berkomitmen untuk mencapai tujuan bersama,” pungkasnya.
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Tengah Rony Hartawan, Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB) Sulawesi Tengah Yuni Wibawa, serta perwakilan dari BPS, Bulog, Polda, Korem 132/Tadulako, dan perangkat daerah terkait.
Sejumlah Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi Sulawesi Tengah yang turut hadir antara lain.
Kepala Bappeda, Dr. Ir. Christina Sandra Tobondo, S.T., M.T., Kadis Tanaman Pangan dan Hortikultura, Nelson Metubun, S.P., Kadis Pangan, Ir. H. Iskandar Nongtji, S.T., M.M., Kepala Biro Ekonomi, Yuniarto Pasman, S.H., Plt Inspektur, Salim, S.E., M.M. dan Plt Kadis Perindag, Mira Yuliastuti, S.T., M.P.**