OBORMOTINDOK.CO.ID. – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) mengembangkan teknologi budidaya ikan Bubara di kawasan Ambon, Maluku, dalam rangka mendorong peningkatan produktivitas ikan tersebut.

“Ikan Bubara berhasil dibenihkan secara massal oleh tim teknis Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon,” ujar Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Tb Haeru Rahayu dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (17/9/2021).

Menurutnya, kebutuhan ikan Bubara selama ini hanya dipenuhi oleh hasil tangkapan dari alam.

Ia mengemukakan bahwa ikan laut yang dikenal dengan sebutan ikan Kuwe ini, memiliki serapan pasar yang cukup tinggi karena kelezatan rasanya.

Pada tahun 2020 Badan Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Ambon berhasil memproduksi calon induk ikan Bubara sebanyak 149 ekor serta menyebarkan bantuan hingga 23 ribu ekor benih ikan bubara kepada pembudidaya di wilayah kerjanya.

Ikan Bubara, katanya, adalah komoditas perikanan laut yang memiliki nilai ekonomi tinggi, karena sangat digemari oleh masyarakat Indonesia Timur khususnya.

“Hampir semua restoran di wilayah timur menyajikan ikan Bubara sebagai menu khas, karena rasanya dikenal lezat,” tambahnya.

Tb Haeru menjelaskan, selain mengembangkan teknik pembenihan untuk menghasilkan benih berkualitas tinggi, BPBL Ambon juga menyempurnakan teknologi pembesaran ikan Bubara di karamba jaring apung.

“Dukungan dalam bentuk bantuan benih maupun pendampingan teknologi kepada pembudidaya akan terus kami dorong agar mereka merasakan manfaat ekonomi dari ikan Bubara,” katanya.

Perekayasa Ahli Madya BPBL Ambon, Hariyano yang telah berkecimpung dalam kegiatan budidaya ikan bubara sejak 2008 menerangkan, ikan bubara menjadi salah satu komoditas favorit pembudidaya di Maluku, karena laju pertumbuhannya yang cepat 5-6 bulan untuk mencapai ukuran konsumsi.

Selain itu, ujarnya, ikan ini juga tahan penyakit, mudah diberi pakan dan tingkat kelangsungan hidupnya tinggi hingga mencapai 90 persen.

Ikan Bubara ini memiliki harga jual di Kota Ambon Rp65 ribu sampai Rp80 ribu per kilogram untuk ukuran ikan 2-3 ekor per kilogram.
Harga jual ini juga cukup stabil bahkan tidak terpengaruh oleh pandemi Covid-19, sehingga semakin banyak pembudidaya yang melirik peluang usaha pembesaran ikan Bubara ini.
Hariyano menambahkan, kualitas perairan yang baik menjadi salah satu kunci dalam usaha pembesaran ikan Bubara.

Dan, Provinsi Maluku dianugerahi perairan yang cocok untuk memaksimalkan pertumbuhan ikan Bubara.

Hal ini menyebabkan kegiatan pembesaran ikan Bubara di karamba jaring apung berkembang dengan cepat di Kota Ambon, Kabupaten Seram Bagian Barat, Kota Tual, dan Kabupaten Maluku Tenggara.

“Apalagi dengan daya serap pasar yang tinggi, masyarakat menilai pembesaran ikan Bubara ini cukup menjanjikan sebagai diversifikasi komoditas selain Kerapu yang juga mereka budidayakan,” katanya.(kr)

Sumber: Antara

Phian