OBORNOTINDOK.CO.ID, KINTOM- Aksi solidaritas dan gotong royong warga Kelurahan Mendono, Kecamatan Kintom, Kabupaten Banggai, patutlah jadi contoh.

Betapa tidak, ratusan warga di kampung yang terletak di penghujung batas wilayah antara Kecamatan Nambo-Kecamatan Kintom, dengan penuh semangat mengangkat laigan.

Untuk diketahui, laigan dalam Bahasa Saluan, bahasa asli penduduk Kabupaten Banggai itu adalah semacam rumah kebun. Dibuat berbahan kayu.
Laigan itu berukuran sekira 3X4 meter. Menggunakan tiang pancang. Tiang kayu bulat berukuran diameter 10 cm ditancapkan ke tanah. Tinggi badan rumah sekira 4 meter. Dua meter tiang dari tanah dan 2 meter pula jarak ke atap.
Atapnya terbuat dari rumbia yang dianyam rapi. Lantainya terbuat dari bambu. Dindingnya juga terbuat dari bambu yang dipecahkan membentuk rata.

Keseruannya bukan soal bentuk rumahnya. Namun, laigan yang diangkat warga Mendono itu, jarak tempuhnya cukup menguras tenaga.

Laigan itu dibangun di Lapangan Sepak Bola Garuda Mendono. Setelah seluruh laigan itu berdiri tegak, rupanya diangkat menuju Desa Dimpalon, Kecamatan Kintom.
Jarak dari Mendono menuju Dimpalon, diperkirakan sekira 5 Km.
Aksi gotong royong laigan itu berlangsung Sabtu (4/5/2024) pagi ini. Aksi itu justru menjadi tontonan warga. Tak sedikit warga kampung yang dilalui memuji persatuan warga Mendono. Cukup banyak yang merekam dan menyiarkan langsung melalui platform media sosial semacam Facebook.
Laigan itu dipasangi bambu panjang diikat sebagai tempat warga memikulnya. Ratusan warga dari kaum Adam bergantian memikulnya.
Ada pula, tiga warga yang stand by dengan bambu kecil dan panjang. Alat itu digunakan sebagai penyangga ketika jalur lewatan itu ada kabel.

Salah seorang warga memukul gentongan dari bambu bermakna membangkitkan semangat.
Jalanan sedikit macet. Babinsa seta Babinkantibmas yang merupakan warga Mendono terlihat ikut serta. Keduanya juga mengatur arus lalu lintas.
Aksi gotong royong itu dipandu Lurah Mendono. Sejumlah tokoh masyarakat semisal Faruk Sompo serta Imam Masjid Nurul Iman Mendono, Musdin Matiro terlihat di aksi itu.

Setibanya di Lapangan Dimpalon, dilanjutkan dengan doa bersama yang dipandu Imam Mendono, Musdin Matiro.

Lurah Mendono, Abd. Hafid Muid kepada Obormotindok.co.id di sela-sela aksi itu mengaku, laigan itu sengaja dibikin di lapangan Mendono, tak dibuat di lokasi arena.

Laigan terebut kata Hafid, untuk memeriahkan Festival Pandanga, Kintom Expo 2024 yang dilaksanakan dalam waktu dekat ini.
Pandanga semacam persembahan masyarakat untuk Bosanyo (orang besar seperti wakil raja).

Sejatinya, laigan itu akan dibikin di lokasi festival kata Hafid. Namun oleh warga, diminta dibikin di lapangan Mendono, agar warga lainnya dapat berpartisipasi.

“Kenapa tidak dibikin lokasi, ya karena masyarakat yang minta, supaya banyak yang ikut terlibat. Gotong royong setiap kegiatan. Ini yang dimunculkan kembali, mososautan (gotong royong dalam Bahasa Saluan),” katanya.

Hafid sudah menyampaikan bahwa laigan itu cukup berat jika harus dipikul menuju arena festival. “Ini permintaan warga. Warga sampaikan bahwa sesuatu yang berat kalau bersatu pasti akan jadi ringan. Saya sudah sampaikan ini berat, meskipun berat, Insya Allah akan berjalan baik dan ringan. Dan Alhamdulillah hari ini benar-terbukti, lancar tanpa kendala,” urai Hafid.

Bahan bangunan laigan sebagian ditanggung kelurahan dan sebagian lainnya swadaya. (top)

Phian