OLEH: SUTOPO ENTEDING

Perolehan suara Partai Golkar dan PDI Perjuangan di dua daerah pemilihan (dapil), yakni Dapil I Banggai dan Dapil IV Banggai pada Pemilu 2024 kali ini memang terlihat berbeda jauh. Namun, pada faktanya, raihan hasil suara tidak berbanding lurus dengan koleksi jatah kursi Parlemen Teluk Lalong periode keanggotaan 2024-2029.

Di Dapil I Banggai yang meliputi Kecamatan Nambo, Luwuk Selatan, Luwuk, Luwuk Timur serta Kecamatan Luwuk Utara, Partai Golkar Banggai mengantongi total suara 16.059. Dengan raihan ini, partai yang dikomandoi Benyanto Tamoreka hanya mampu mengirimkan dua dutanya ke Parlemen Lalong.

Dua dutanya itu adalah Saripudin Tjatjo dan Muh. Panji Syahputra.

Perolehan suara Partai Golkar di Dapil I Banggai yang hanya mengirimkan dua dutanya, berbeda dengan fakta perolehan suara PDI Perjuangan di Dapil IV.

Dapil yang terdiri dari Kecamatan Kintom, Batui, Batui Selatan, Moilong, Toili, Toili Jaya serta Kecamatan Toili Barat, PDI Perjuangan mengoleksi 12.856 suara. Namun, perbedaan perolehan suara dua partai ‘gajah’ ini, justru raihan kursinya berbeda.

Koleksi 12.856 suara milik PDI Perjuangan di Dapil IV Banggai itu berhasil menghantarkan tiga dutanya di Parlemen Lalong. Ke tiganya adalah, Suprapto, I Putu Gumi serta Sucipto.

Perolehan suara Partai Golkar di Dapil IV yang dijatahi 12 kursi juga terpaut jauh dengan raihan PDI Perjuangan. Partai Golkar mengumpulkan total suara (suara caleg + suara partai) di dapil ini sebesar 17.453 suara. Meskipun terpaut jauh raihan suara dengan PDI Perjuangan, koleksi jatah pembagian kursinya sama-sama tiga.

Tiga duta Partai Golkar asal Dapil IV itu adalah, Helton Abd. Hamid, Wajidah serta Rika Syarifudin.

Fenomena juga terjadi di Partai Gerindra. Di Dapil I Banggai, partai besutan Prabowo Subianto ini berhasil mendulang sebanyak 10.199 suara. Dari total suara ini, Partai Gerindra berhasil mengirimkan dua dutanya, yakni Wardani Murad Husain dan Suwardi. Padahal, raihan suaranya terpaut jauh dengan raihan suara Partai Golkar yang hanya mentok meraih dua kursi saja.

Dimulai dari Dapil I Banggai. Dari 18 partai politik kontestan Pemilu 2024 kali ini, praktis hanya 7 parpol yang berhasil mengirimkan dutanya. Yakni, Partai Golkar (2 kursi), Partai Gerindra (2 kursi), PDI Perjuangan (1 kurs), PKB (1 kursi), PAN (1 kursi), Partai Nasdem (1 kursi), Partai Hanura (1 kursi). Total 9 kursi.

Lalu, mengapa Partai Golkar hanya mampu mengoleksi dua kursi saja, bukan tiga? Jawabannya adalah perolehan kursi menggunakan sistem sainte lague.

Metode Webster , juga disebut metode Sainte-Laguë ( pengucapan Perancis: [sɛ̃t.la.ɡy] ), adalah metode pembagian rata-rata tertinggi untuk mengalokasikan kursi di parlemen di antara negara-negara federal, atau di antara partai-partai dalam perwakilan proporsional daftar partai sistem.

Metode Sainte-Laguë menunjukkan rasio kursi terhadap suara yang lebih setara untuk partai-partai dengan ukuran berbeda di antara metode pembagian.

Metode ini pertama kali dijelaskan pada tahun 1832 oleh negarawan dan senator Amerika Daniel Webster . Pada tahun 1842 metode ini diadopsi untuk alokasi kursi secara proporsional dalam pembagian kongres Amerika Serikat (Undang-undang tanggal 25 Juni 1842, bab 46, 5 Stat. 491). Metode yang sama ditemukan secara independen pada tahun 1910 oleh ahli matematika Perancis André Sainte-Laguë (sumber wikipedia).

Metode ini menggunakan bilangan pembagi ganjil 1,3,5,7 dan seterusnya. Metode ini diadopsi pemerintah Indonesia untuk mengkonversi, perolehan suara partai peserta pemilu.

Partai Golkar di Dapil I Banggai hanya mampu mengoleksi 2 kursi, dan tak mampu menembus di kursi ke tiganya. Pada posisi pembagian 3 untuk jatah kursi kedua, Golkar masih unggul dibandingkan parpol lain.

Dengan raihan suara 16.059 dibagi 3, maka hasilnya 5.353. Raihan suara ini masih unggul dengan lainnya. Nahas ketika jatah kursi ketiga Golkar dengan menggunakan sistem pembagian 5, maka hasilnya 3.211.

Suara yang masih menyisakan 3.211 ini masih lebih unggul dari Partai Hanura yang belum mendapatkan kursi. Nahasnya, karena jumlah suara milik Hanura masih hitungan pembagian 1. Partai Hanura di Dapil I, berhasil mengumpulkan sebanyak 3.269. Terpaut 58 suara.

Pada PSU di dua TPS di Kecamatan Luwuk, alih-alih secerca harapan, Partai Golkar mampu ‘menumbangkan’ Partai Hanura di posisi perebutan kursi paling buntut atau kuota kursi ketiga Partai Golkar. Namun, fakta bicara lain.

Pertarungan perebutan kursi kesembilan, memang cukup berat bagi Partai Golkar. Betapa tidak, raihan suara Partai Golkar berbanding 5 dengan Partai Hanura. Jika Hanura mendapatkan 1 suara, maka Partai Golkar harus mendapatkan 5 suara. Itu baru sepadan.

Sementara Partai Gerindra di Dapil I yang hanya mengumpulkan 10.199 bisa mengirimkan dua dutanya. Itu karena, 10.199 di pembagian 3 (kursi kedua Partai Gerindra), partai ini masih mengoleksi sisa 3.399 suara.

Berikutnya Dapil IV. Perolehan suara Partai Golkar di Dapil I yang menembus angka 16 ribuan justru berbeda dengan koleksi suara PDI Perjuangan.

Perolehan suara PDI Perjuangan di Dapil IV sebanyak 12.856 suara. Lalu, kenapa bisa mengoleksi tiga kursi? Pada pembagian 3 (kursi kedua), suara PDI Perjuangan sebesar 4.285 suara. Posisi kursi keduanya masih terbilang aman. Sebabnya, rerata perolehan suara partai tidak menembus angka tersebut.

Pada jatah kursi ketiga PDI Perjuangan, dengan sistem pembagian 5, sisa suara PDI Perjuangan sebesar 2.571. Pun demikian faktanya, koleksi di posisi 2.571 suara, tak ada parpol yang melampauinya. Sementara kuota kursi masih tersedia.

Posisi PDI Perjuangan di Dapil IV ‘cukup’ diuntungkan dengan ketambahan 1 kursi menjadi 12 kursi. Satu kursi itu hasil pemindahan dari Dapil I Banggai.

Berbeda saat kuota kursi Dapil I Banggai masih berjumlah 10, maka kursi terakhir di Dapil I itu sudah pasti dikantongi Partai Golkar.

Perolehan suara Partai Golkar di Dapil IV Banggai juga terpaut jauh dengan PDI Perjuangan. Hasil koleksi Partai Golkar di dapil ini adalah 17.453 suara. Sayangnya, meskipun terpaut jauh dengan raihan suara PDI Perjuangan, tapi raihan pembagian kursi sama-sama mendapatkan 3 kursi.

Dari 17.453 di pembagian 3, hasilnya 5.817 suara. Sementara pada pembagian 5,  hasilnya adalah 3.490 suara. Tabe’

‘Tanah Babasal’ 6/3/’24’

Phian