OBORMOTINDOK.CO.ID – Bentuk serangan udara di zaman sekarang sudah mengalami perubahan dibandingkan di masa-masa dulu. Dulu serangan udara itu dari luar, seperti bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki menjelang berakhirnya Perang Dunia II pada 1945.

Hal itu diungkapkan oleh Denny JA, Ketua Umum Perkumpulan Penulis Indonesia, Satupena dalam webinar Obrolan Hati Pena #24 di Jakarta, Kamis malam 3 Ferbruari 2022 malam.

Diskusi yang diselenggarakan oleh Satupena ini dipandu oleh Swary Utami Dewi dan Anick HT.

Diskusi ini diadakan berkaitan isu kesepakatan Flight Information Region (FIR) antara Indonesia dan Singapura. Sebagai narasumbernya adalah Chappy Hakim, pendiri dan Ketua Pusat Studi Air Power Indonesia, yang juga mantan Kepala Staf TNI AU.

Denny melanjutkan, pada perkembangan berikutnya ada serangan yang berasal dari dalam pesawat. Seperti pembajakan pesawat komersial AS dalam aksi teroris 11 September 2001.

Pesawat yang dibajak itu lalu ditubrukkan ke gedung Pentagon dan World Trade Center di New York.

Bicara “serangan udara” dalam arti luas, Denny mengatakan, pada 2016 ada lagi bentuk serangan lainnya, yang tidak menggunakan pesawat terbang. Tetapi menggunakan media sosial dan ribuan akun, untuk mempengaruhi opini publik suatu negara.

“Serangan ini dilakukan oleh agen intelijen negara asing, dengan menggunakan teknologi informasi,” ujar Denny.

Menurut laporan BBC, badan intelijen AS menuduh Rusia telah mencampuri pemilihan Presiden AS pada 2016, dengan menggunakan perangkat teknologi informasi. Rusia membantah tuduhan itu.

Donald Trump memenangkan pemilihan presiden AS saat itu, dengan mengalahkan Hillary Clinton. *

Phian