PT PAU Paparkan Konservasi Maleo Secara Komprehensif di Zoominar Series #6 Pusat Riset Zoologi Terapan Tahun 2024

oleh
oleh
Novari Mursita, Sr. Officer External Relation dari PT PAU, hadir sebagai perwakilan perusahaan dan memaparkan secara luas kegiatan konservasi Maleo yang berlangsung di penangkaran eksitu perusahaan sejak tahun 2016, di kegiatan "Zoominar Series #6 Tahun 2024. di Bogor, Jumat, 31 Mei 2024.

OBORMOTINDOK.CO.ID. Bogor– Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Zoologi Terapan (PRZT) menggelar kegiatan “Zoominar Series #6 Tahun 2024.”, Jumat, 31 Mei 2024.

Kegiatan ini menghadirkan profesor, peneliti, praktisi, dan ahli yang berkompeten di bidang Zoologi Terapan untuk berbagi pengalaman dan wawasan.

Fokus utama acara ini adalah pembahasan mengenai burung endemik Maleo (Macrocephalon maleo) dan kegiatan konservasi Maleo di PT Panca Amara Utama (PAU).

Novari Mursita, Sr. Officer External Relation dari PT PAU, hadir sebagai perwakilan perusahaan dan memaparkan secara luas kegiatan konservasi Maleo yang berlangsung di penangkaran eksitu perusahaan sejak tahun 2016.

“Konservasi Maleo di PAU telah berlangsung sejak 2016 hingga saat ini. Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan, termasuk hewan endemik. Dengan status Maleo yang terancam punah, kami berupaya agar Maleo tetap ada di hutan Sulawesi, khususnya di habitat aslinya di Kabupaten Banggai. Upaya ini dilakukan melalui konservasi eksitu bekerja sama dengan pemerintah, ahli, dan praktisi yang memahami Maleo,” ujar Novari.

Lebih lanjut, Novari memaparkan berbagai tantangan yang dihadapi sejak dilakukannya konservasi, termasuk berkurangnya habitat dan sumber makanan, perburuan liar, konsumsi telur, serta aktivitas masyarakat yang mengganggu perkembangbiakan Maleo di alam bebas.

“Sejauh ini, tantangan kami bersama adalah habitat asli dan sumber makanan yang mulai berkurang, ditambah perburuan liar dan konsumsi telur serta aktivitas masyarakat yang mengganggu perkembangbiakan Maleo di alam bebas,” jelas Novari.

“Dengan adanya konservasi, kami juga telah memperkenalkan Maleo lebih dekat dengan masyarakat, sehingga masyarakat dapat terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam pelestarian burung Maleo,” tutup Novari.

BACA JUGA:  Prakarsai Sholat Idul Fitri Berjamaah, Amirudin Tamoreka Jadi khotib

Dari data PT Panca Amara Utama, sejak 2016, PAU telah berhasil melepasliarkan 355 ekor Maleo.

Hal ini merupakan komitmen PT Panca Amara Utama dalam mendukung riset dan pelestarian burung Maleo sebagai satwa yang dilindungi.

Program ini akan terus berjalan dan berkembang dengan dukungan dari berbagai pihak termasuk pemerintah, masyarakat, dan pemerhati lingkungan.**

*) Ikuti berita terbaru Obormotindok.co.id di Google News